Mengenal Ragam Ansambel Musik Tradisional Indonesia

Halo Sobat SMP! Musik merupakan warisan budaya di berbagai pelosok Indonesia, keberagaman budaya tercermin dalam musik tradisional yang dimainkan dengan alat-alat khas daerah masing-masing. Ansambel musik tradisional menjadi salah satu wujud nyata dari kekayaan budaya ini. Istilah “ansambel” sendiri berasal dari bahasa Perancis ensemble yang berarti “bersama-sama”, yang menggambarkan esensi dari penyajian musik ini.Dalam artikel ini, kita akan mengenal lebih dekat tentang dua jenis ansambel musik tradisional Indonesia, ansambel musik tradisional sejenis dan ansambel musik tradisional campuran.

Ansambel Musik Tradisional Sejenis

Ansambel musik tradisional sejenis merupakan pertunjukan di mana alat-alat musik tradisional yang serupa dipentaskan secara bersama-sama. Kekompakan dalam memainkan alat musik dan gaya pemainnya menjadi fokus utama dalam penyajian. Di beberapa daerah di Indonesia, ansambel musik tradisional sejenis sering disebut dengan istilah “rampak”. Sebagai contoh, di Jawa Barat, kita mengenal Rampak Kendang, Rampak Suling, Rampak Kacapi, dan Angklung Rampak. Sementara itu, di Banten terdapat Rampak Bedug, dan di Bengkulu terkenal dengan Ansambel Doll.

Ansambel Musik Tradisional Campuran

Berbeda dengan ansambel musik tradisional sejenis, ansambel musik tradisional campuran memadukan berbagai jenis alat musik yang memiliki keunikan dan kekhasan daerah masing-masing. Alat-alat musik ritmis bisa dipadukan dengan alat musik melodis atau harmonis, bahkan ada pula yang menggabungkan ketiganya secara lengkap. Hampir setiap daerah di Indonesia memiliki ansambel musik tradisional campuran. Misalnya, di Jawa Barat terdapat gamelan degung dan gamelan salendro, di Jawa Tengah ada gamelan, di Bali dikenal dengan musik gamelan, di Sumatera ada Talempong, dan di Sulawesi terdapat Kolintang.

Yuk simak beberapa contoh ansambel musik tradisional campuran yang terkenal:

1. Talempong (Minangkabau, Sumatera Barat)

Talempong terbuat dari lempengan kuningan dan timah putih. Ada dua jenis talempong, yaitu talempong duduk dan talempong Pacik. Talempong duduk dimainkan sambil bersimpuh di atas tikar, sementara talempong Pacik dimainkan dengan cara dijinjing oleh tiga orang pria. Musik Talempong biasanya disajikan dalam acara adat atau pernikahan, dan ansambel Talempong terdiri dari beberapa alat musik lainnya seperti gendang, rebana, canaung (gong), saluang, bansi serunai, puput batang padi, gitar, terompet, dan biola.

2. Kolintang (Minahasa, Sulawesi Selatan)

Baca Juga  Direktur Direktorat SMP Minta Tim Pengelola DAK Fisik Pendidikan 2021 di Daerah Segera Lakukan Percepatan Kontrak

Kolintang terbuat dari bilahan kayu yang disusun berderet di atas sebuah bak kayu. Musik Kolintang terdiri dari melodi, ritme, contra bass, dan bass. Biasanya disajikan bersama dengan alat musik lain seperti suling, gambus, dan marwas (rebana).

3. Gambang Kromong (Jakarta)

Gambang Kromong adalah musik campuran yang memadukan alat musik gamelan dengan alat musik Tionghoa. Musik ini pertama kali diperkenalkan pada masa penjajahan Belanda. Alat musik yang digunakan antara lain gambang, kromong, kemong, kecrek, gendang, tehyan (rebab kecil dari Cina), kong an yan (rebab sedang dari Cina), dan shu kong (rebab besar dari Cina).

4. Arumba (Jawa Barat)

Arumba merupakan jenis musik yang menggunakan alat musik bambu. Musik ini sering mengiringi lagu daerah dan lagu umum lainnya. Alat musiknya terbuat dari bambu seperti bambu awi temen, tali, dan wulung. Arumba merupakan perpaduan antara angklung dengan susunan bambu yang mirip gambang atau saron.

Demikianlah beberapa contoh ansambel musik tradisional Indonesia yang kaya akan keunikan dan kekayaan budaya lokal. Semoga dengan memahami ragam ansambel musik tradisional ini, kita dapat lebih mengapresiasi dan melestarikan warisan budaya Indonesia. Bagi Sobat SMP yang ingin mempelajari lebih dalam, Sobat SMP bisa melihat modul seni budaya pada link berikut ini. Semoga artikel ini menambah pengetahuan dan membantu pembelajaran, sampai jumpa pada artikel selanjutnya!

 

Penulis: Pengelola Web Direktorat SMP

Sumber : https://ditsmp.kemdikbud.go.id/seni-budaya-viii-modul-12/

Scroll to Top