Praktik Baik: Pendidikan Inklusif di SMPN 2 Satap Jambon

Dilihat 17,336 pengunjung

Apakah Sobat SMP pernah mendengar SMP Satap? SMP Satu Atap atau SMP Satap adalah  Layanan pendidikan SMP reguler yang terletak satu lokasi/berdekatan dengan SD untuk peserta didik yang terkendala akses ke sekolah terdekat. Di Indonesia terdapat SMP Satap salah satunya adalah SMPN 2 Satap Jambon yang berada di daerah Ponorogo, Jawa Timur. 

SMPN 2 Satap Jambon memanfaatkan gedung yang dibangun di atas lahan dengan luas 360m2 milik pemerintah daerah dengan 8 rombongan belajar. Jumlah guru yang mengajar yakni sebanyak 20 orang dan 3 orang guru dari luar satuan administrasi pangkalan (satminkal) yang menambah jam mengajar di SMPN 2 Satu Atap Jambon. 

Memiliki predikat sebagai SMP Satu Atap tidak menghalangi pengelola sekolah untuk memberikan layanan pendidikan inklusif bagi peserta didik berkebutuhan khusus (PDBK).  Sekolah ini telah berdiri sejak tahun 2008 dan saat ini memiliki 202 peserta didik yang terdiri dari 178 peserta didik reguler dan 24 PDBK yaitu tunalaras dan lambat belajar (slow learners).

Sobat SMP sudah tahu belum apa itu Pendidikan Inklusif? Ya, Pendidikan Inklusif adalah sistem penyelenggaraan pendidikan yang memberikan kesempatan kepada semua peserta didik yang memiliki kelainan dan memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa untuk mengikuti pendidikan atau pembelajaran dalam satu lingkungan pendidikan secara bersama-sama dengan peserta didik pada umumnya. 

Pendidikan inklusif di SMPN 2 Satap Jambon bermula dari adanya kebutuhan layanan sekolah inklusi lanjutan bagi anak berkebutuhan khusus setelah tamat dari SDN 4 Krebet yang juga memberikan layanan inklusi, sedangkan lokasi SMP yang lain terletak cukup jauh sehingga sulit diakses. Selain itu, tekad untuk menghadirkan pendidikan inklusi yang berkualitas bagi ABK juga menjadi alasan kuat pendirian SMPN 2 Satap di Kecamatan Jambon. 

Berbagai kendala seperti kurikulum, sarpras, anggaran, dan tidak adanya guru pendamping khusus dihadapi oleh pihak sekolah dalam menjalankan layanan inklusi, namun tidak menyurutkan niat dalam memberikan layanan terbaik kepada semua peserta didik baik yang disabilitas maupun yang non disabilitas tanpa sekat. 

“Masyarakat enggan menyekolahkan anaknya untuk menerima pendidikan bersama anak-anak lain di sekolah kita. Banyak orang tua yang mengkhawatirkan anaknya akan di-bully, sehingga kita harus sangat proaktif datang ke rumah-rumah. Seperti pada semester ini, seminggu sekali kita datang ke rumahnya untuk memberikan layanan,” tutur Achmad Junaidi, Kepala Sekolah SMPN 2 Satap  Jambon dalam acara “Fasilitasi Pendampingan Peningkatan Mutu SMP Afirmasi Tahun 2021”. 

Dalam pengelolaannya, sejumlah strategi dilakukan oleh Junaidi bersama para guru dan seluruh tenaga kependidikan. Sosialisasi warga sekolah dilakukan sebagai langkah awal agar seluruh guru, tenaga kependidikan, maupun peserta didik non ABK dapat menerima kehadiran ABK, sehingga akhirnya berhasil menciptakan layanan pendidikan yang kondusif bagi ABK.

Sebelum bergabung dengan SMPN 2 Satap Jambon, calon PDBK diidentifikasi melalui asesmen khusus yang bertujuan agar sekolah dapat menyusun matrik rencana pembelajaran bagi siswa. Kurikulum yang digunakan adalah kurikulum modifikasi dengan menurunkan indikator penilaian. Sekolah juga menerapkan metode “terapi akademik” dengan cara memberikan pendampingan khusus bagi PDBK. 

Saat ini, guru yang menangani PDBK adalah guru biasa yang telah diikutsertakan dalam diklat atau seminar yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan Kota Ponorogo bersama dengan P4TK TK dan PLB. Pihak sekolah mengaku lebih banyak mengarahkan para PDBK kepada penguasaan keterampilan sederhana dengan harapan mereka dapat memenuhi kebutuhan diri sendiri sehingga kelak para PDBK minimal bisa  melayani dirinya sendiri.

Inovasi Bidang Keterampilan

Baca Juga  Pedoman Peringatan Hari Pendidikan Nasional Tahun 2022

Mencoba memanfaatkan kearifan lokal yang dimiliki di daerah sekitar sekolah, para peserta didik termasuk PDBK SMPN 2 Satap Jambon mampu berkreasi menghasilkan berbagai karya menarik.

Mocaf (modified cassava flour) merupakan salah satu produk yang dihasilkan untuk mengurangi ketergantungan bahan baku tepung terigu dalam pembuatan kue-kue kering yang diproduksi oleh para siswa. Menurut Junaidi, aneka kue kering menjadi salah satu produk andalan SMPN 2 Satap Jambon. 

“Untuk kue kering dalam kemasan toples, harus kita akui sebelum masa pandemi terutama sebelum lebaran, omzetnya mencapai 7 – 12 juta. Kita pasarkan melalui media sosial ke teman-teman guru serta dari berbagai kalangan, dan ternyata banyak yang memesan. Alhamdulillah terus berproduksi,” papar Junaidi.

Tidak terbatas pada produk boga, pihak sekolah juga mencoba berinovasi dengan membuat batik khas dengan motif ketela. Produk batik ketela tersebut telah berhasil digunakan oleh perangkat desa maupun di beberapa instansi pemerintahan sekitar. Bahkan, pelatihan membuat batik ketela dan tata boga juga diberikan bagi warga desa agar ekonomi desa juga terus bertumbuh. Kini batik ketela menjadi salah satu produk khas yang dipasarkan dengan label “AZATA” akronim dari “Anak Satu Atap”. 

Tindak lanjut dari kegiatan pelatihan batik dan boga bagi ibu-ibu dan karang taruna dengan memasarkan hasil ketrampilan melalui Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) maupun penjualan online melalui marketplace. Tak hanya itu, sekolah juga merintis ketrampilan anyaman tas plastik yang saat ini cukup berkembang pesat. 

Pemberdayaan para peserta didik melalui bidang keterampilan, tentu bukan tanpa alasan. Hal ini dilakukan mengingat banyak di antara peserta didik yang bertindak sebagai tulang punggung keluarga dikarenakan keterbatasan ekonomi atau keterbatasan fisik dan mental orang tuanya. Meski demikian, semangat belajar para PDBK begitu tinggi. Mereka seolah ingin menerabas batasan yang ada, meraih mimpi-mimpi lebih tinggi berbekal kemampuan akademik maupun bidang keterampilan.

Penullis: Pengelola Web Direktorat SMP

Referensi:

Paparan Praktik Baik Penyelenggaraan Layanan Afirmasi SMPN 2 Satap Jambon pada acara “Fasilitasi Pendampingan Peningkatan Mutu SMP Afirmasi Tahun 2021”  pada 7-9 Juni 2021

https://dapo.kemdikbud.go.id/sekolah/B254D822FABF33783A86

Scroll to Top