Yuk, Mencoba Budidaya Tanaman Hidroponik di Rumah!

Dilihat 17,353 pengunjung

Di masa pandemi COVID-19 ini, Sobat SMP tentu lebih banyak melakukan aktivitas di rumah termasuk belajar dari rumah. Di sela-sela kegiatan belajar di rumah dan rutinitas harian lain, tidak ada salahnya Sobat SMP mencoba mengeksplorasi hal-hal baru, contohnya mencoba budidaya tanaman dengan metode hidroponik. Apa Sobat SMP sudah pernah mendengar istilah hidroponik?

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata hidroponik sendiri mengandung makna yaitu cara bercocok tanam tanpa menggunakan tanah, biasanya dikerjakan dalam kamar kaca dengan menggunakan medium air yang berisi zat hara. Mengacu pada makna tersebut, maka budidaya tanaman hidroponik dapat diartikan menanam jenis tanaman tertentu menggunakan metode hidroponik.

Ada cukup banyak jenis tanaman yang bisa ditanam menggunakan metode hidroponik ini, contohnya seperti bayam, kangkung, selada, kailan, pakcoi, seledri, daun bawang, caisim, cabai, tomat, paprika, stroberi, melon, semangka, dan lain-lain.

Selain itu, budidaya tanaman dengan metode hidroponik juga mempunyai berbagai keunggulan, yakni tidak membutuhkan lahan yang luas sehingga cocok dengan kondisi pemukiman perkotaan atau wilayah dengan keterbatasan lahan, penggunaan pupuk yang lebih hemat, penggunaan air lebih sedikit, bebas dari hama dan penyakit, proses pertumbuhan yang relatif cepat, dan harga jual yang lebih tinggi.

Namun bila Sobat SMP hendak mencoba budidaya tanaman hidroponik di rumah, terdapat 4 (empat) unsur penting yang harus diperhatikan agar tanaman hidroponik tumbuh dengan baik. Unsur-unsur yang penting diperhatikan yaitu:

1. Larutan nutrisi

Larutan nutrisi merupakan hal penting dalam metode hidroponik. Hidroponik mengandalkan nutrisi dari larutan nutrisi yang dibuat dengan cara melarutkan garam-garam pupuk dalam air dengan unsur pH berkisar 5,5 – 7,5. Larutan nutrisi merupakan campuran dari AB Mix atau NPK + KCI + Gandasil D. Sekurang-kurangnya seminggu sekali larutan nutrisi harus ditambah jumlahnya mengingat tanaman yang semakin bertumbuh besar.

2. Air

Baca Juga  Pangeran Diponegoro dalam Melawan Penjajahan di Tanah Jawa

Air yang digunakan dalam metode hidroponik tidak bisa sembarangan, melainkan air berkualitas baik dengan kandungan logam berat yang relatif sedikit. Tingkat salinitas maksimal 2000 ppm dan nilai EC 6,0 mmhos/cm. Karena menggunakan air dengan kandungan logam berat yang rendah, maka tanaman yang dikembangkan dengan metode hidroponik relatif lebih sehat.

3. Oksigen

Pada metode hidroponik, dilakukan pemberian oksigen ke dalam larutan melalui gelembung udara seperti pompa air gelembung yang dipakai pada akuarium. Selain itu, penggantian larutan nutrisi secara rutin, mencabut akar tanaman yang terlalu panjang, serta membuat lubang ventilasi pada tempat penanaman juga dapat membantu tanaman mendapatkan oksigen.

4. Media tanam

Terdapat beberapa pilihan media tanam pada metode hidroponik, seperti batu bata, pasir, kerikil, arang sekam, spons, dan batung apung. 

Apakah Sobat SMP tertarik untuk mencoba budidaya tanaman hidroponik di rumah? Bila iya, semoga informasi ini bermanfaat ya. Informasi lain seputar aktivitas budidaya juga dapat dibaca dengan cara mengunduh modul “Prakarya Budidaya” untuk jenjang kelas VII, VIII, dan IX pada tautan berikut ini

 

Penulis: Pengelola Web Direktorat SMP

Referensi: 

http://perpustakaan.pertanian.go.id/portal/pencarian/detail/123456789/11583

http://perpustakaan.pertanian.go.id/portal/pencarian/detail/123456789/10261

Scroll to Top