Berkenalan dengan 11 Bahasa Daerah di Provinsi Kalimantan Utara

Sebagai bangsa yang besar, Indonesia memiliki bahasa daerah yang sangat beragam. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara yang memiliki khazanah bahasa daerah terbanyak di dunia. Khazanah tersebut merupakan kekayaan budaya bangsa yang menyimpan tata nilai, etika, dan moral yang ekspresinya dapat kita lihat dalam berbagai bentuk kebahasaan, seperti pilihan kosakata dalam tuturan, ungkapan tradisional, pantun, cerita rakyat, sejarah setempat, mitos, dan legenda.

Provinsi Kalimantan Utara merupakan salah satu wilayah terluar Indonesia yang berbatasan langsung dengan Sabah dan Sarawak, Malaysia. Wilayah yang menjadi Provinsi Kalimantan Utara merupakan bekas wilayah Kesultanan Bulungan. Kesultanan Bulungan pernah menguasai wilayah pesisir yang terdiri dari beberapa daerah yaitu Kabupaten Bulungan, Kabupaten Tana Tidung, Kabupaten Malinau, Kabupaten Nunukan, Kota Tarakan dan Sabah yang di dalamnya terdapat bermacam-macam suku. Oleh sebab itu, cukup banyak bahasa daerah yang berkembang di wilayah Kalimantan Utara.

Menurut data dari Peta Bahasa milik Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbudristek (2019), tercatat ada sebelas bahasa daerah di wilayah Kalimantan Utara.. Apa sajakah itu? Yuk, simak daftar di bawah ini.

Abai

Bahasa Abai dituturkan di Desa Mansalong, Kecamatan Lumbis, Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Utara. Menurut pengakuan penduduk, di sebelah timur Desa Mansalong dituturkan bahasa Tenggalan; di sebelah barat dituturkan bahasa Putuk; di sebelah utara juga dituturkan bahasa Abai; di sebelah selatan dituturkan bahasa Tidung. Berdasarkan hasil penghitungan dialektometri, isolek Abai merupakan sebuah bahasa dengan persentase perbedaan berkisar 81%—100% jika dibandingkan dengan bahasa-bahasa di sekitarnya, misalnya dengan bahasa Tidung, bahasa Lundayeh, bahasa Umalung, dan dengan bahasa Tenggalan.

Bugis

Bahasa Bugis dituturkan oleh masyarakat di bahasa Bugis dituturkan di Kecamatan Tanjung Palas Utara, Kabupaten Bulungan. Bahasa Bugis di Kalimantan Timur memiliki satu dialek, yaitu dialek Tanjung Palas Utara yang dituturkan di Kabupaten Bulungan. Berdasarkan hasil penghitungan dialektometri, bahasa Bugis di Kalimantan Utara merupakan sebuah sendiri jika dibandingkan dengan bahasa-bahasa di sekitarnya di Kalimantan Utara. Misalnya, dengan bahasa Bulungan, Abai, Long Pulung, dan Lundayeh dengan persentase perbedaan di atas 81%.

Bulungan

Bahasa Bulungan dituturkan di Desa Tanah Kuning dan Desa Muara Pengian, Kabupaten Bulungan, Provinsi Kalimantan Utara. Berdasarkan hasil penghitungan dialektometri, isolek Bulungan merupakan sebuah bahasa dengan persentase perbedaan berkisar 82%—90% jika dibandingkan dengan bahasa-bahasa lainnya yang ada di Provinsi Kalimantan Timur, misalnya dengan bahasa Punan Merah, Bajau Pondong, dan Lundayeh.

Kenyah

Bahasa Kenyah dituturkan oleh masyarakat di Kabupaten Bulungan dan Kabupaten Malinau. Tepatnya di Desa Jelarai Selor, Kecamatan Tanjung Selor, Desa Long Tungu, Kecamatan Peso Hilir, Desa Long Beulah, Kecamatan Tanjung Palas Tengah, Kabupaten Bulungan dan di Desa Long Nawang, Kecamatan Kayan Hulu, Desa Long Kelawit, Kecamatan Kayan Hilir, Kabupaten Malinau. Terdapat ragam dialek pada Bahasa Kenyah, yaitu dialek Uma Kulit, dialek Long Nawang, dialek Long Tungu, dialek Lepuk Maut, dan dialek Long Kelawit (Long Sungai Anai).

Long Pulung

Bahasa Long Pulung dituturkan di Desa Naha Aya, Kecamatan Peso Hilir;Desa Long Lasan, Kecamatan Peso;  dan Desa Mara Satu, Kecamatan Tanjung Palas Barat, Kabupaten Bulungan, Provinsi Kalimantan Utara. Menurut pengakuan penduduk, di sebelah timur dan barat Desa Naha Aya dituturkan bahasa Long Pulung. Di sebelah timur dan selatan Desa Long Lasan dituturkan bahasa Long Pulung, di sebelah barat dituturkan bahasa Bulungan, dan di sebelah utara dituturkan bahasa Kenyah. Di sebelah timur Desa Mara Satu dituturkan bahasa Bulungan dan di sebelah utara dituturkan bahasa Lepuk Tau. Bahasa Long Pulung terdiri atas dua dialek, yaitu dialek Naha Aya dan dialek Puak Kayan.

Lundayeh

Baca Juga  Sambut Baik Implementasi Kurikulum Merdeka, Pemda DKI Jakarta Nyatakan Dukungan

Bahasa Lundayeh dituturkan di Desa Long Bawan, Desa Pa’ Lutut, Desa Pa’ Raye, dan Desa Pa’ Upan Kecamatan Krayan Selatan, Kabupaten Nunukan. Selain itu, bahasa Lundayeh  juga dituturkan di Desa Tanjung Lapang, Kecamatan Malinau Barat, Kabupaten Malinau, Provinsi Kalimantan Utara. Menurut pengakuan penduduk, desa-desa di sekitar Long Bawan, Pa’ Lutut, Pa’ Raye, dan Pa’ Upan adalah wilayah tutur bahasa Lundayeh. Di sebelah barat Desa Tanjung Lapang juga merupakan wilayah tutur bahasa Lundayeh.  Sementara itu, di sebelah timur dan selatan Desa Tanjung Lapang dituturkan bahasa Tidung. 

Punan Paking

Bahasa Punan Paking dituturkan di Desa Paking, Kecamatan Mentarang, Kabupaten Malinau, Provinsi Kalimantan Utara. Letak geografis Desa Paking berada di pedalaman dan pegunungan. Penutur bahasa Punan Paking di Desa Paking menyebut bahasanya sebagai bahasa Punan. Menurut pengakuan penduduk, di sebelah timur Desa Paking dituturkan bahasa Lundayeh. 

Saban

Bahasa Saban dituturkan di Desa Tang Paye, Kecamatan Krayan Selatan, Kabupaten Malinau, Provinsi Kalimantan Utara. Letak geografis Desa Tang Paye, Kecamatan Krayan Tengah berada di perbukitan. Menurut pengakuan penduduk, sebelah timur berbatasan dengan Desa Binuang yang menggunakan bahasa Lundayeh, di sebelah barat berbatasan dengan Desa Pa’Urud yang menggunakan bahasa Lundayeh. Di sebelah utara berbatasan dengan Desa Pa’ Upan yang merupakan daerah berbahasa Lundayeh, dan di sebelah selatan berbatasan dengan Desa Tangloan yang menggunakan bahasa Punan dan Lundayeh.

Tenggalan

Bahasa Tenggalan dituturkan di Desa Seruyung, Kecamatan Malinau Utara, Kabupaten Malinau, Provinsi Kalimantan Utara. Bahasa Tenggalan merupakan sebuah bahasa dengan persentase perbedaan berkisar 89%—90% jika dibandingkan dengan bahasa-bahasa lainnya yang ada di Provinsi Kalimantan Utara, misalnya persentase perbedaan antara bahasa Tenggalan dengan bahasa Lundayeh, Tidung, Abai, Punan Paking, dan bahasa Long Pulung.

Tidung

Bahasa Tidung dituturkan di Kabupaten Bulungan, Kabupaten Malinau, Kabupaten Nunukan, dan Kabupaten Tarakan, Provinsi Kalimantan Utara. Di Kabupaten Bulungan, wilayah tutur bahasa Tidung antara lain di Desa Sekatak Bengara, Kecamatan Sekatak;Desa Limbu Sedulun dan Desa Kujau, Kecamatan Sesayap; Desa Tanah Merah, Kecamatan Tanah Lia; Desa Pulau Bunyu Barat, Kecamatan Bunyu; Desa Salimbatu, Kecamatan Tanjung Palas Tengah; Desa Sesayap, Kecamatan Sesayap Hilir.

Uma Lung

Bahasa Uma Lung  dituturkan di Desa Pimping, Kecamatan Tanjung Palas Utara, Kabupaten Bulungan, Provinsi Kalimantan Utara. Menurut pengakuan penutur, di sebelah timur Desa Pimping dituturkan bahasa Bulungan; di sebelah barat dan utara dituturkan bahasa Jawa; di sebelah selatan dituturkan bahasa Tidung dan bahasa Bulungan.

Wah, cukup banyak, ya. Kesebelas bahasa daerah di atas hanya berasal dari satu provinsi saja, loh. Artinya masih terdapat cukup banyak bahasa daerah yang ada di provinsi lain di Indonesia.  Sebagai Pelajar Pancasila, jangan lupa untuk mengutamakan Bahasa Indonesia, namun tetap melestarikan bahasa daerah, dan menguasai bahasa asing ya, Sobat SMP!

 

Penulis: Pengelola Web Direktorat SMP

Sumber: 

https://kaltaraprov.go.id/profil/sejarah

https://petabahasa.kemdikbud.go.id/provinsi.php?idp=Kalimantan%20Utara

https://petabahasa.kemdikbud.go.id/mapEnlarge2.php?idp=21

Scroll to Top