Membendung Peredaran Hoaks di Internet dengan “6P”

Dilihat 19,344 pengunjung

Kemajuan zaman menciptakan kemajuan di bidang teknologi dan informasi. Internet adalah salah satu hasil dari perkembangan teknologi. Hadirnya internet membuat segalanya terhubung ke dalam satu dunia maya dan memberikan banyak manfaat positif seperti mempermudah komunikasi, menjadi sarana penambah wawasan, dan juga menjadi media hiburan.

Meski demikian, internet bak pisau bermata dua karena juga memiliki dampak negatif. Salah satu dampak negatif dari internet adalah menjadi tempat peredaran informasi bohong atau yang lebih dikenal dengan istilah hoaks (hoax). Hoaks sendiri cukup berbahaya karena dampaknya dari informasi yang salah dapat menimbulkan kekacauan di masyarakat.

Oleh karena itu, Sobat SMP harus mengetahui kiat-kiat membendung peredaran hoaks di internet. Kita bisa mencegah kabar bohong yang beredar dengan melakukan 6P. Seperti apa 6P itu? Yuk disimak!

1. Perhatikan hati

Informasi yang beredar terkadang membuat penerimanya merasa marah, emosi, benci, ataupun sakit hati. Meski begitu, kita tidak boleh langsung mengambil kesimpulan dan menyebarkan informasi tersebut. Tenangkan hati dan pikiran, setelah itu lakukan cross check untuk memastikan kabar yang beredar benar atau tidak.

2. Pesan berantai

Sobat SMP perlu berhati-hati apabila menerima pesan di internet dan media sosial yang diakhiri dengan perintah sebarkan, forward, dan share alias selalu meminta untuk diviralkan. Jangan sampai ikut menyebarkan berita tersebut tanpa mengetahui kebenarannya.

3. Periksa sumber

Sumber adalah hal yang paling utama dalam memeriksa keabsahan dari sebuah informasi. Biasanya kabar hoaks tidak menyertakan sumber atau bukti asal informasi tersebut. Jika pun ada, informasi bukan berasal dari sumber yang meyakinkan.

4. Periksa redaksi

Baca Juga  Rumah Baghi, Warisan Budaya Tak Benda dari Pagaralam yang “Antigempa”

Tadi sudah disebutkan jika bisa saja informasi hoaks memiliki sumber, namun tidak meyakinkan. Periksa info kontak dan redaksi dari situs yang menyebarkan informasi hoaks. Biasanya situs abal-abal tidak memiliki info kontak dan juga redaksi yang jelas.

5. Pakai akal sehat

Menggunakan akal sehat adalah langkah selanjutnya untuk memastikan apakah informasi tersebut valid atau tidak. Bila informasinya tidak masuk akal, terlalu aneh, dan mustahil kemungkinan besar adalah hoaks.

6. Penyakit kambuhan

Hoaks adalah penyakit kambuhan. Apabila seseorang sudah sering menyebarkan informasi yang menyesatkan, waspadailah informasi yang diberikan olehnya. Jangan sampai mudah memercayai kabar yang disampaikan dari orang tersebut.

Jadi, itulah tadi cara membendung peredaran hoaks di internet dengan menggunakan “6P”. Sobat SMP bisa menerapkan keenam cara tersebut supaya tidak mudah termakan hoaks atau malah menjadi penyebar hoaks. Semoga informasi ini bisa bermanfaat ya!

Direktorat SMP Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan juga telah menerbitkan panduan Bijak dan Kreatif dalam Bermedia Sosial yang membahas etika dan pemanfaatan internet dengan baik dan benar. Panduan tersebut dapat diunduh secara gratis di situs resmi Direktorat SMP.

 

Referensi:

https://covid19.go.id/edukasi/masyarakat-umum/6p-cara-bendung-peredaran-hoaks-di-sekitar-kita diakses pada 1 April 2021

https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/hoaks diakses pada 1 April 2021

http://ditsmp.kemdikbud.go.id/bijak-dan-kreatif-dalam-bermedia-sosial/ diakses pada 1 April 2021

Penulis: Pengelola Web Direktorat SMP

Scroll to Top