Rumah Baghi, Warisan Budaya Tak Benda dari Pagaralam yang “Antigempa”

Halo, Sobat SMP! Tahukah kamu bahwa Indonesia memiliki salah satu rumah adat yang memiliki keunikan dan tahan terhadap gempa bumi? Rumah tersebut adalah Rumah Baghi atau yang dikenal juga dengan Rumah Besemah. Disebut dengan Rumah Besemah karena merupakan salah satu rumah adat orang Besemah, sakah satu kelompok etnis dari Kota Pagaralam, Sumatra Selatan.

Orang Besemah di Pagaralam pada masa lampau dikenal sebagai kaum yang berjiwa merdeka dan bersikap kesatria, ketika harga diri mereka berada dalam ancaman atau dipandang dengan sikap kurang terhormat. Orang Besemah telah memiliki peradaban yang unggul pada masanya. Sebut saja seperti sejumlah megalitik yang tersebar, khazanah bahasa, sastra dan budaya, serta arsitektur unik Rumah Baghi.

Salah satu warisan yang cukup terkenal dari masyarakat Besemah adalah Rumah Baghi. Sebagai identitas kultural masyarakat Besemah, konsentrasi Rumah Baghi ditemukan di daerah Pelang Keniday, Kota Pagaralam. Rumah tradisional orang Besemah ini memiliki arsitektur yang unik karena menggunakan pasak dan ragam hias yang tersebar di hampir seluruh bagian rumah.

Orang Besemah di Dusun Pelang Keniday mengelompokan Rumah Baghi dalam empat tipe, yaitu Rumah Tatahan, Rumah Gilapan, Rumah Padu Tiking, dan Rumah Padu Ampagh. Keempat tipe Rumah Baghi ini memiliki karakteristik yang berbeda-beda satu sama lain.

Pada Rumah Tatahan bagian-bagian tertentu di luar rumah diberi ukiran. Disebut dengan istilah tatahan karena membuat ukiran dibuat dengan cara menatah menggunakan jenis-jenis pahat. Kedua, Rumah Gilapan yakni rumah yang memiliki bentuk sama dengan rumah tatahan, yang membedakan adalah rumah gilapan bagian-bagian dinding luarnya tidak diukir, tetapi cukup diketam saja.

Berbeda lagi dengan Rumah Padu Tiking. Pada dasarnya sama dengan kedua tipe rumah sebelumnya. Namun, yang membedakan adalah bangunan rumah ini terutama pada bagian-bagian tertentu dibuat dari kayu dan bambu. Selain itu, posisi kayu kitau (penyangga lantai rumah) diletakkan di atas tiang layar dan tiang tengah rumah. Terakhir Rumah Padu Ampagh memiliki karakteristik khas yang terbuat dari anyaman bambu. Hal yang membedakan lainnya adalah posisi kitau yang diletakkan secara rebah.

Konstruksi Rumah Baghi sangat unik. Untuk menyatukan bagian-bagian rumah, tidak dipergunakan paku. Kalaupun ada bagian yang perlu diikat, digunakan rotan sebagai penguatnya. Demikian pula bagian tiang, yang tidak ditanam ke dalam tanah. Tiang-tiang ini berdiri dengan alas batu. Pada konstruksi lama, digunakan tiga batu per tiang dengan posisi segitiga. Sepanjang sejarahnya di Pagaralam (yang terdapat Gunung Dempo) rumah Baghi tidak pernah roboh atau rusak kendati daerah itu sering dilanda gempa bumi.

Karena keunikan-keunikan tersebutlah Rumah Baghi atau Rumah Besemah dinobatkan menjadi Warisan Budaya Tak Benda Indonesia pada tahun 2017 dengan domain Kemahiran dan Kerajinan Tradisional. Bagaimana menurutmu tentang Rumah Baghi ini, Sobat SMP? Tuliskan pendapatmu di kolom komentar ya! Semoga informasi ini bermanfaat.

 

Baca Juga  Kreatifitas dan Keterampilan Siswa SMP Terbuka Dalam Membuat Sandal Gunung Estercik

Penulis: Pengelola Web Direktorat SMP

Referensi:

https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/?newdetail&detailTetap=458 

https://repositori.kemdikbud.go.id/10278/1/Identitas%20kultural%20orang%20besemah%20di%20Kota%20Pagaralam.pdf 

Scroll to Top