Menyongsong Paradigma Baru Pendidikan Indonesia

Melahirkan insan pembelajar sepanjang hayat yang cerdas dan berkarakter sesuai dengan profil pelajar pancasila, tentu saja tidak mudah. Namun upaya memerdekakan pembelajaran di dalam kelas dengan tetap berfokus pada peningkatan hasil belajar siswa terus dilakukan. Konsep pembelajaran paradigma baru perlahan mengubah iklim belajar mengajar di SMPN 9 Batam. 

Perjalanan SMPN 9 Batam menjadi salah satu sekolah penggerak berawal dari motivasi kuat sang kepala sekolah, Eny Murtiyastuti, untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah yang dipimpinnya. Eny berhasil membawa SMPN 9 Batam menjadi sekolah penggerak angkatan I pada tahun 2021.

“Sebagai seorang pendidik saya tergerak mengikuti program sekolah penggerak untuk mengembangkan mutu pendidikan di sekolah yang saya pimpin sekaligus meningkatkan kompetensi saya pribadi selaku kepala sekolah,” tutur Eny.

Menurutnya, seluruh guru dan tenaga kependidikan sangat menyambut baik keikutsertaan SMPN 9 Batam pada program Sekolah Penggerak.“Saat SMPN 9 Batam berhasil menjadi sekolah penggerak, para guru juga menyambut program ini dengan semangat. Terutama guru-guru yang berusia relatif muda. Karena para guru mendapatkan wadah untuk mengembangkan kemampuan dan kreativitas melalui program sekolah penggerak,” ungkap Eny.

Hal tersebut diamini oleh Widia Kusuma Wardhani, guru PPKn di SMPN 9 Batam. “Menurut saya program sekolah penggerak ini bagus karena berbeda dibanding kurikulum sebelumnya. Pembelajaran di sekolah penggerak lebih berfokus pada siswa, sehingga siswa difasilitasi untuk mengembangkan minat dan bakat. Dari sisi guru, program sekolah penggerak membuat guru lebih kreatif dalam menyampaikan materi dan menyiapkan bahan ajar agar mampu memfasilitasi siswa yang beragam,” kata Widia.

“Di sekolah kami terdapat 10 orang guru yang berperan sebagai komite pembelajaran, dimana mereka menerima berbagai pelatihan-pelatihan terkait sekolah penggerak kemudian mengimbaskan informasi yang didapat kepada teman-teman guru lain. Jadi seluruh guru berperan aktif dalam program sekolah penggerak ini,” imbuhnya.

Sebagai sekolah penggerak, Eny menjelaskan bahwa ia dan para guru hingga saat ini telah mendapatkan sejumlah pendampingan baik dari instruktur nasional maupun pelatih ahli. Seluruh kegiatan yang dilaksanakan juga selalu dilaporkan melalui platform SiManis, besutan Direktorat SMP. 

“Sejak awal hingga saat ini kami sudah mengikuti sosialisasi, pendampingan, coaching, maupun lokakarya baik yang dibawakan oleh instruktur nasional maupun pelatih ahli. Para pelatih ahli juga selalu berkomunikasi dan standby ketika kami butuh berkonsultasi. Program-program yang sudah dijalankan selalu kami laporkan melalui platform SiManis,” ujar Eny.

Pembelajaran Paradigma Baru

Baca Juga  5 Perpustakaan Modern yang Menarik Dikunjungi

Penerapan pembelajaran paradigma baru yang dilakukan oleh SMPN 9 Batam adalah dengan membuat pembelajaran terdiferensiasi. Untuk itu, pihak sekolah memetakan profil siswa melalui asesmen di awal tahun pelajaran.

“Terkait pembelajaran paradigma baru kami telah berusaha menerapkannya di sekolah. Di awal tahun ajaran kami melakukan asesmen diagnostik bagi siswa baru yang sudah mengikuti Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS). Hal ini kami lakukan untuk melihat kesiapan belajar, minat belajar, dan profil belajar siswa. Dari hasil asesmen tersebut, guru akan merancang materi dan menyiapkan perangkat ajar yang sesuai dengan gaya belajar masing-masing anak,” terang Eny.

Bicara soal perubahan, Eny melihat sejumlah perubahan positif dari peserta didik. “Perubahan yang saya lihat dari para siswa adalah tumbuhnya kepercayaan diri pada masing-masing individu. Menurut saya hal tersebut karena anak-anak telah terbiasa berkolaborasi, mengutarakan pendapat atau pertanyaan di dalam kelas. Perilaku-perilaku yang sebelumnya mungkin kurang baik seperti usil kepada teman, kini berubah saling menghargai dengan gaya komunikasi dan pertemanan yang lebih positif,” paparnya.

Bukan hanya siswa, sebagai guru Widia mengaku juga merasakan perubahan positif dari program Sekolah Penggerak. “Saya merasa bukan hanya anak-anak saja yang belajar, tetapi gurunya juga terus belajar,” tutup Widia.

 

Penulis: Pengelola Web Direktorat SMP

Scroll to Top