Laksanakan PTM Terbatas 100%, SMPN 8 Tangsel Terapkan Jadwal Dua Sesi

Mengacu pada SKB 4 Menteri tanggal 21 Desember 2021 dan Surat Edaran Kepala Dinas Kota Tangerang Selatan tahun 2022, SMPN 8 Tangerang Selatan telah mulai menjalankan PTM terbatas 100% pada 3 Januari 2022 lalu. Hal ini dapat terlaksana dikarenakan SMPN 8 Tangerang Selatan berada di wilayah dengan status PPKM level 2.

Untuk mencegah kerumunan saat belajar di sekolah, SMPN 8 Tangerang Selatan membagi waktu PTM terbatas dalam dua sesi. Sesi pertama yakni pada  07.00 – 09.40 sedangkan sesi kedua pada  10.10 – 12.50.  Para peserta didik yang hadir diwajibkan mengikuti sejumlah protokol kesehatan seperti memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, mengukur suhu tubuh, memindai barcode pada aplikasi PeduliLindungi, dan memasuki kelas sesuai dengan jalur masuk yang telah dibuat.

Menurut Kepala SMPN 8 Tangerang Selatan, Drs. H. Muslih, M.Pd., seluruh guru dan tenaga kependidikan di SMPN 8 Tangerang Selatan telah mendapatkan vaksinasi dua dosis, begitu pun dengan sebagian besar peserta didik. 

“Semua guru dan tenaga kependidikan 100% telah mendapatkan vaksinasi dosis kedua. Sedangkan untuk peserta didik dari 837 orang terdapat 24 orang yang belum melakukan vaksinasi dikarenakan komorbid, usia kurang dari 12 tahun, maupun mereka yang pernah terpapar COVID-19. Namun terkait adanya peraturan baru yang memperbolehkan vaksinasi untuk anak usia di bawah 12 tahun, maka kita mendorong mereka untuk vaksinasi di Puskesmas terdekat,“ tutur Muslih.

Lebih lanjut Muslih menjelaskan bahwa pihaknya senantiasa berkoordinasi dengan para pemangku kepentingan lain seperti Dinas Kesehatan, Puskesmas, maupun dengan Dinas Pendidikan setempat.

“Setiap saat kita selalu berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan. Bahkan terakhir untuk menentukan pembagian sesi masuk, kami tidak hanya berkoordinasi dengan Kabid SMP di Dinas Pendidikan Kota Tangsel namun juga dengan pengawas, kita berkoordinasi bagaimana menentukan langkah-langkah pembelajaran di SMPN 8 Tangsel,” jelas Muslih.

Pelaksanaan PTM terbatas di SMPN 8 Tangerang Selatan tidak terlepas dari persiapan yang dilakukan jelang PTM. Muslih mengatakan bahwa sekolah telah membentuk tim Satgas COVID-19 yang terdiri dari guru dan tenaga kependidikan. Sekolah juga telah menyiapkan perlengkapan pendukung seperti masker cadangan, thermogun, cairan disinfektan, dan wastafel sebelum membuka PTM. Pihaknya juga telah bersosialisasi dengan para orang tua terkait pelaksanaan PTM terbatas 100%.

“Waktu itu kita mengadakan rapat terbatas dengan mengundang perwakilan orang tua. Masing-masing kelas ada 10 perwakilan orang tua. Karena waktu itu masih PPKM level 3 jadi kita buat bertahap. Selain itu, sekolah juga menyebarkan angket melalui Google Form,” kata Muslih.

Selama PTM terbatas 100% dilaksanakan, Muslih menjelaskan bahwa kendala yang dirasakan adalah terkait pengaturan lalu lintas pengantaran siswa. Untuk menghindari kemacetan di jalan raya depan sekolah, para pengantar kemudian diarahkan mengantar siswa sampai ke halaman sekolah. Setelah itu para pemutar bisa memutar kendaraan dan segera keluar dari area sekolah.

Ketua Komite SMPN 8 Tangerang Selatan, Bambang Joko Sutrisno, menyampaikan peran Komite Sekolah dalam mendukung pelaksanaan PTM terbatas sekaligus harapannya. “Kami berharap sekali agar proses pembelajaran di sekolah dapat dilaksanakan dengan baik sehingga anak-anak bisa mendapatkan pelajaran yang mendalam. Karena anak-anak sudah sangat merindukan belajar di sekolah. Selain itu, kita juga harus menyiapkan segala sarana pendukung protokol kesehatan,” ujar Bambang.

Siswa Kelas VIII.2, Malika Azka Almira, mengungkapkan rasa bahagianya karena dapat mengikuti PTM di sekolah. “Saya senang karena dapat bertemu dan berinteraksi dengan secara langsung serta dapat memahami materi pelajaran lebih mudah. Saat belajar jarak jauh, saya hanya bisa menatap layar, belum lagi bila sinyal internet saya sedang tidak mendukung,” ungkap Malika.

Terkait dukungan dari orang tua, Ghailaan Akmal dari Kelas VIII.7 mengatakan bahwa kedua orang tuanya kini memberi dukungan penuh setelah mengetahui bahwa sekolah memberlakukan sistem shift. “Awalnya orang tua kurang mendukung saya mengikuti PTM terbatas, karena kondisi saat itu belum begitu kondusif. Namun ketika tahu pihak sekolah menerapkan sistem PTM terbatas yang dibagi dalam dua sesi, orang tua akhirnya mengizinkan,” pungkas Ghailaan.

 

Baca Juga  Tips Menyampaikan Presentasi Daring Agar Lebih Menarik

Penulis: Pengelola Web Direktorat SMP

Scroll to Top