Intip Sejarah dan Peninggalan Situs Pugung Raharjo

Halo, Sobat SMP! Pada tahun 1957, situs Pugung Raharjo ditemukan oleh penduduk setempat yang terdiri atas warga pendatang sedang melakukan penebangan hutan untuk membuka lahan. Beberapa warga pendatang tersebut, yaitu Sawal, Karjo, Kodiran, Barno Raharjo, dan Sardi, melaporkan hasil temuannya ke Dinas Purbakala. Salah satu penemuan paling awal adalah arca yang dikenal sebagai arca Bodhisatwa, menampilkan era Hindu dan Buddha.

Setelah ditemukannya Pugung Raharjo, situs ini telah menjadi subjek penelitian para ahli selama bertahun-tahun. Endjat Jaenuderajat dan para peneliti lain sebagai arkeolog pertama yang melakukan penelitian pengembangan mengacu pada kebangkitan situs warisan budaya. Situs arkeolog yang terletak di Desa Pugung Raharjo, Kecamatan Sekampung Udik, Kabupaten Lampung Timur, Provinsi Lampung ini memiliki tinggalan yang cukup lengkap, dari masa praaksara, klasik (Hindu-Buddha), hingga masa Islam.

Tahun 1973, Lembaga Purbakala dan Peninggalan Nasional dengan Pennsylvania Museum University melakukan pencatatan dan dokumentasi kepurbakalaan di Situs Pugung Raharjo. Pada 1977 sampai dengan 1984, Direktorat Jenderal Perlindungan dan Pembinaan dan Pemeliharaan Peninggalan Sejarah dan Purbakala Lampung resmi melakukan pemugaran.

Menurut pandangan ahli Universitas Lampung, berdasarkan sudut pandang geologi, kawasan Taman Pugung Raharjo ini dibangun di atas batuan yang terbentuk dari pembekuan magma yang mencapai permukaan bumi, disebut Lava Basalt Vesikuler Formasi Sukadana. Batuan tersebut biasa disebut batu keriting karena teksturnya yang kasar dan berlubang. 

Sebagai situs purbakala, Pugung Raharjo, Lampung, dapat menjadi salah satu pilihan destinasi wisata yang wajib dikunjungi. Jarak dari pusat Kota Bandar Lampung ke Pugung Raharjo sekitar 50 km. Banyak ditemukan artefak dari zaman Megalitikum (setelah 2500 SM), zaman Klasik (masa Hindu-Buddha), dan zaman Islam pada kawasan tersebut. Artefak yang ditemukan di sana antara lain tembikar dalam dan luar negeri dari berbagai dinasti (Dinasti Han, Yuan, Song, dan Ming) manik-manik, dolmen, menhir, pisau, mata tombak, batu berongga, batu asahan, batu pipa, kapak batu, gelang perunggu, batu ukiran, dan sebuah arca tipe polinesia. 

Peninggalan-peninggalan tersebut masih terpelihara dengan baik dan dapat dilihat oleh pengunjung di Pusat Informasi/Museum Situs Pugung Raharjo. Dengan luas sekitar 30-an hektare, situs ini memiliki sejumlah gundukan tanah dan batu berundak atau disebut Punden Berundak, yang mirip dengan piramida di Mesir. Terdapat 13 buah punden yang berada di sisi barat dan timur situs.

Saat berkunjung, Sobat SMP dapat melihat sebuah benteng parit primitif sepanjang 1,2 km yang mengelilingi situs. Dulunya, parit ini diduga berisi air tampungan yang berasal dari air di sisi timur situs. Legenda mengatakan bahwa apabila mandi di air ini akan membantu kalian menjadi awet muda. 

Tak hanya itu, terdapat sebuah bangunan benteng bernama Benteng Pugungraharjo dengan bentuk gundukan tanah dan komplek batu kandang atau dikenal dengan nama batu mayat. Disimpulkan bahwa terdapat keterkaitan yang kuat antara aspek geologi dan budaya terhadap pemanfaatan batu lokal untuk keperluan budaya dan kehidupan sehari-hari. 

Itulah Sobat SMP sekilas tentang Situs Pugung Raharjo. Menarik untuk dikunjungi, kan? Sobat SMP bisa eksplor lebih dalam lagi tentang Pugung Raharjo. Semoga artikel ini menambah wawasan Sobat ya! 

 

Baca Juga  6 Dokumen Pengadaan Barang dan Jasa Terstandarisasi

Penulis: Pengelola Web Direktorat SMP

Sumber: 

Indonesia.go.id – Piramida Pugung Raharjo, Situs Purbakala yang tak Sengaja 

Situs Taman Purbakala Pugung Raharjo, Dari Tinggalan Pra-Sejarah sampai Hindu-Budha – Balai Pelestarian Cagar Budaya Banten (kemdikbud.go.id)

Scroll to Top