Implementasi Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Budaya Sekolah

Halo, Sobat SMP! Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) terus mendorong penguatan pendidikan karakter atau PPK. Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 20 Tahun 2018 Tentang Penguatan Pendidikan Karakter pada Satuan Pendidikan Formal, PPK ditujukan untuk menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam pendidikan karakter yang meliputi banyak nilai.

Dalam implementasinya, penguatan pendidikan karakter bisa dilakukan dengan berbasis budaya sekolah. Budaya sekolah yang dimaksud adalah keseluruhan corak relasional antarindividu di lingkungan pendidikan yang membentuk tradisi yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan spirit dan nilai-nilai karakter yang dikembangkan di sekolah.

Terdapat delapan cara pengimplementasian penguatan pendidikan karakter yang berbasiskan budaya sekolah. Cara ini dapat diterapkan oleh satuan pendidikan untuk memberi penguatan karakter kepada para peserta didik. Yuk mari simak penjelasannya!

1. Melakukan pembiasaan nilai-nilai utama

Ada lima nilai Pancasila utama yang ditanamkan dalam penguatan pendidikan karakter, yakni religiositas, nasionalisme, kemandirian, gotong-royong, dan integritas. Kelima nilai ini perlu mendapatkan pembiasaan agar bisa tertanam dengan baik di dalam jati diri peserta didik.

Kegiatan pembiasaan dapat dilakukan secara harian, mingguan, bulanan, atau tahunan. Bentuk kegiatannya bisa berupa menyanyikan lagu Indonesia Raya setiap pagi hari, melaksanakan upacara bendera setiap Senin, ataupun membaca buku nonpelajaran 15 menit sebelum memulai kegiatan belajar-mengajar.

2. Memberikan keteladanan antarwarga sekolah

Perilaku keteladanan adalah figur yang dapat dicontoh dan ditiru oleh orang lain. Keteladanan harus diberikan oleh para warga sekolah seperti kepala sekolah, guru, dan juga tenaga kependidikan lainnya kepada para peserta didik.

Keteladanan yang baik nantinya akan dicontoh oleh orang lain dan terus menyebar luas. Beberapa perilaku keteladanan yang baik untuk ditiru seperti datang tepat waktu, tidak membuang sampah sembarangan, serta bertutur kata yang sopan.

3. Melibatkan seluruh pemangku kepentingan

Sekolah perlu melibatkan berbagai pihak untuk turut menjalankan kegiatan dan program penguatan pendidikan karakter. Selain guru, tenaga kependidikan, dan juga peserta didik, kepala sekolah perlu merangkul pemangku kepentingan lainnya. Misalnya masyarakat sekitar, alumni, ataupun orang tua murid untuk ikut terlibat dalam pengembangan pendidikan.

4. Membangun serta mematuhi norma, peraturan, dan tradisi sekolah

Norma, peraturan, dan tradisi sekolah adalah infrastruktur yang dapat memperkuat pembentukan budaya sekolah yang kokoh. Budaya sekolah yang dibuat dapat dituangkan ke dalam peraturan-peraturan tertulis atau tidak tertulis untuk bisa ditaati oleh seluruh warga sekolah.

Buku pedoman atau panduan perilaku digunakan oleh seluruh warga sekolah, terutama peserta didik, dalam bertingkah laku, bersikap, dan beraktivitas sehari-hari di sekolah sehingga suasana pembelajaran dapat berjalan dengan kondusif.

5. Mengembangkan penjenamaan sekolah

Baca Juga  8 Film Indonesia Menginspirasi Untuk Remaja

Penjenamaan sekolah atau school branding adalah pencitraan sekolah melalui pengembangan keunikan, kekhasan, dan keunggulan sekolah yang membedakan dengan sekolah yang lainnya.

Penjenamaan sekolah menciptakan citra positif bagi sekolah untuk mendapatkan dukungan dari masyarakat dan orang tua murid. Hal yang menjadi modal utama adalah kekuatan dan keunggulan sekolah berdasarkan kekuatan potensi siswa, lingkungan, tradisi, dan peluang yang ada.

6. Mengembangkan kegiatan literasi

Literasi merupakan kunci untuk memajukan pendidikan. Oleh karena itu, satuan pendidikan perlu melakukan pengembangan terhadap kegiatan dan program-program yang menguatkan kompetensi literasi.

Ada banyak kegiatan yang bisa dilakukan untuk menguatkan kompetensi literasi peserta didik. Contohnya seperti melakukan pembiasaan membaca 15 menit sebelum belajar, mengadakan festival dan panggung literasi, menyediakan pojok baca di sudut-sudut sekolah atau ruang kelas, dan sebagainya.

7. Mengembangkan minat, bakat, dan potensi melalui kegiatan ekstrakurikuler

Kegiatan ekstrakurikuler didesain dan dipilih dengan mempertimbangkan minat, bakat, serta potensi peserta didik serta mengintegrasikan nilai-nilai karakter yang akan ditanamkan dengan memperhatikan potensi dan kearifan lokal.

Selain itu, kegiatan ekstrakurikuler juga bisa meningkatkan kejenamaan sekolah. Sekolah harus memberikan ruang dan pendampingan bagi siswa yang memiliki bakat, keterampilan, dan potensi. 

8. Memberikan pendampingan

Pendampingan merupakan pembimbingan yang dilakukan oleh guru kepada peserta didik secara individu maupun kelompok dalam kegiatan-kegiatan di sekolah, baik kegiatan rutin, terprogram, dan spontan.

Pendampingan bertujuan untuk memastikan bahwa kegiatan pembiasaan yang dilakukan sesuai dengan tujuan yang diharapkan sehingga dapat mencegah terjadinya potensi penyimpangan.

Satuan pendidikan bisa mencoba kedelapan cara berbasis budaya sekolah ini untuk menguatkan pendidikan karakter di lingkupnya masing-masing. Beberapa cara juga dapat dikombinasikan untuk mendapatkan hasil yang lebih maksimal. Semoga informasi ini bisa bermanfaat ya!

 

Penulis: Pengelola Web Direktorat SMP

Referensi: Panduan Praktis Implementasi Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) Melalui Budaya Sekolah terbitan Pusat Analisis dan Sinkronisasi Kebijakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2018

Scroll to Top