Menghindari Konflik Sosial di Tengah Pluralisme

Halo, Sobat SMP! Saat ini kita hidup di negara dengan kondisi masyarakat yang majemuk. Keadaan masyarakat yang terdiri dari banyak suku, banyak agama, banyak pandangan politik, dan sebagainya tak memungkinkan Indonesia bisa terhindar dari konflik-konflik sosial.

Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (atau juga kelompok) yang berusaha menyingkirkan pihak lain dengan cara menghancurkan atau membuatnya tak berdaya. Konflik sosial sendiri adalah pertentangan antaranggota masyarakat yang bersifat menyeluruh dalam kehidupan.

Konflik sosial bisa disebabkan oleh berbagai faktor. Inti dari penyebab konflik adalah adanya perbedaan. Mulai dari faktor perbedaan pandangan antarindividu/kelompok, perbedaan latar belakang kebudayaan, perbedaan kepentingan, maupun perubahan nilai-nilai secara cepat.

Akibat yang ditimbulkan dari perpecahan konflik sosial juga bermacam-macam, mulai dari yang positif hingga negatif. Dampak positif dari adanya konflik sosial adalah meningkatnya solidaritas sesama anggota kelompok seperti yang terjadi pada peristiwa Pertempuran Surabaya. Dalam peristiwa tersebut, rakyat Kota Surabaya bersatu menghadapi tentara Inggris.

Namun, dampak negatif yang ditimbulkan juga tidak bisa disepelekan. Keretakan hubungan antardua pihak mungkin tak terhindarkan. Bahkan, lebih buruknya lagi konflik sosial bisa menyebabkan rusaknya harta benda atau hilangnya nyawa manusia.

Oleh karena itu, konflik sosial sebisa mungkin haruslah dihindari agar tidak menimbulkan pertikaian yang dapat menimbulkan dampak negatif. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menghindari terjadinya konflik sosial. Seperti apa saja cara menghindari konflik? Yuk simak artikel ini!

Menghindar

Terkadang, seseorang akan merasa tidak ada manfaatnya apabila terus melanjutkan konflik dengan individu atau kelompok lainnya. Salah satu kemungkinan adalah ia tahu bahwa dirinya tidak akan menang dalam konflik sosial tersebut. Maka dari itu menghindar adalah salah satu jalan untuk mencegah konflik.

Menyesuaikan kepada keinginan pihak lawan

Baca Juga  Tiga Simbiosis yang Terjadi Dalam Kehidupan: Mutualisme, Komensalisme, dan Parasitisme

Seperti yang sudah dijelaskan, konflik bisa menyebabkan keretakan hubungan antarindividu atau antarkelompok. Ada orang-orang yang lebih suka perdamaian. Ia khawatir apabila konflik berlanjut, seseorang akan terluka dan hal itu akan menghancurkan hubungan pribadi dengan orang tersebut. Maka dari itu lebih baik memilih untuk mengorbankan kepentingan pribadi demi menjaga keharmonisan hubungan. 

Tawar-menawar

Ini adalah cara yang paling ideal untuk menyelesaikan konflik sosial yang terjadi. Kedua belah pihak saling bertemu untuk melakukan tawar-menawar dalam penyelesaian konflik. Dalam proses tawar-menawar, individu akan mengorbankan sebagian tujuannya dan meminta lawan konflik mengorbankan sebagian tujuannya juga sehingga keadilan bisa diterima oleh kedua belah pihak.

Kolaborasi

Selain tawar-menawar, konflik sosial juga bisa diselesaikan dengan cara kolaborasi. Kolaborasi memandang konflik sebagai masalah yang harus diselesaikan. Atas dasar itu, dicarilah cara-cara untuk mengurangi ketegangan kedua belah pihak. Berusahalah memulai sebuah pembicaraan yang dapat mengenali konflik sebagai suatu masalah dan mencari pemecahan yang bisa diselesaikan dengan cara kolaborasi dua pihak.

Itulah tadi cara-cara menghindari konflik sosial. Pluralisme dan konflik sosial adalah hal yang sulit terhindarkan di masyarakat Indonesia. Namun, sebagai individu kita bisa melakukan tindakan-tindakan untuk menghindari pecahnya konflik sosial yang dapat merugikan banyak pihak.

Jangan sampai perbedaan yang ada justru menimbulkan konflik sosial yang bisa mengancam persatuan dan kesatuan. Tetap berusahalah untuk menjadi individu yang cinta akan kedamaian demi terciptanya kerukunan dan persatuan!

 

Penulis: Pengelola Web Direktorat SMP

Scroll to Top