Mengapa Bentuk Rumah Gadang seperti Kapal? Yuk, Cari Tahu!

Halo, Sobat SMP! Rumah Gadang merupakan rumah adat masyarakat dari suku Minangkabau. Rumah adat ini dinamakan Rumah Gonjong atau Rumah Bagonjong karena bentuk dan atapnya yang menjulang tinggi. Besar kecilnya tergantung pada jumlah lanjarnya (ruas dari depan hingga belakang). Rumah dengan dua lanjar tersebut dinamakan Lipek Pandan (lipat pandan). Lipek Pandan biasanya menggunakan dua buah Gonjong. Terdapat juga rumah yang berlanjar tiga dinamakan Balah Bubuang (belah bubung).

Rumah adat di Sumatera Barat ini memiliki ciri yang sangat khas dan indah, dengan atap yang berbentuk seperti tanduk kerbau dan badan rumah yang miring seperti lambung kapal. Uniknya, pada rumah asli Gadang, tidak menggunakan paku untuk merekatkan dan menyambung kedua bagian kayu tersebut, namun menggunakan pasak. Saat terjadi gempa, Rumah Gadang ini akan berguncang mengikuti irama gempa sehingga tidak akan roboh.

Asal-usul Rumah Gadang sering dikaitkan dengan sejarah perjalanan nenek moyang Minang. Bentuk dari Rumah Gadang Minangkabau ini menyerupai lambung kapal yang konon merupakan tiruan dari kapal nenek moyang zaman dahulu. Kapal nenek moyang ini biasa dikenal dengan sebutan Lancang.

Lancang ini awalnya berlayar menuju hulu Batang Kampar. Setelah mencapai suatu daerah, penumpang dan awak kapal menaiki kapal ke darat. Lancang pun dibawa ke darat agar tidak rusak terkena air sungai. Agar tetap kokoh, lancang ditopang dengan kayu-kayu lalu diberi atap dengan menggantungkan layar yang sangat berat hingga tali membentuk lengkungan mirip Gonjong.

Lancang ini dijadikan tempat tinggal sementara. Selanjutnya, penumpang kapal membangun dan tinggal di rumah yang mirip dengan lancang tersebut. Bahkan setelah nenek moyang melakukan ekspansi, bentuk lancang yang landai tetap dijadikan ciri khas untuk bentuk rumah mereka.

Fungsi Rumah Gadang

Baca Juga  3 Cara Mengasah Kemampuan Akting dalam Seni Teater

1. Fungsi Adat
Rumah Gadang yang merupakan tempat tinggal utama sekaligus menjadi bangunan induk masyarakat Minangkabau menjadi tempat diadakannya upacara adat dan acara penting lainnya. Acara tradisional tersebut seperti, Turun Mandi, Khitan, perkawinan, Batagak Gala (Pengangkatan Datuak), dan kematian. Acara-acara tersebut dapat dikatakan acara sementara, karena tidak diadakan setiap hari melainkan hanya pada waktu-waktu tertentu saja.

2. Fungsi Keseharian

Selain fungsinya sebagai rumah adat, Rumah Gadang juga merupakan tempat berlangsungnya aktivitas sehari-hari para penghuninya. Rumah yang dihuni oleh sebuah keluarga besar ini terdiri dari ayah, ibu, dan anak perempuan, baik yang sudah menikah maupun yang belum, sedangkan anak laki-laki tidak memiliki tempat dalam Rumah Gadang. 

Pembagian Ruang di dalam Rumah Gadang

  1. Publik
    Ruang ini terdiri dari ruang tamu, sebuah ruangan lepas, bebas dan tanpa ada pembatas.
  2. Semi Privat
    Ruang semi privat merupakan ruang peralihan yang terdapat pada berbagai tipe Rumah Gadang, seperti Bandua di depan kamar tidur, Anjuang (ruang khusus) yang terdapat pada bagian ujung Rumah Gadang.
  3. Privat
    Pada ruang privat atau biasa dikenal kamar tidur, dulunya berdasarkan pada jumlah anak perempuan yang dimiliki oleh pemilik rumah tersebut.
  4. Servis
    Servis atau area dapur merupakan dapur tradisional yang masih menggunakan kayu sebagai bahan bakarnya. 

Itulah sekilas tentang sejarah, fungsi, dan pembagian Rumah Gadang dari Sumatera Barat. Menarik, bukan? Semoga artikel ini bisa menambah wawasan Sobat SMP ya! Sampai bertemu lagi di artikel menarik lainnya! 

 

Penulis: Pengelola Web Direktorat SMP

Sumber:

https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/?newdetail&detailTetap=6 

https://sumbarprov.go.id/home/news/9402-rumah-adat-provinsi-sumatera-barat-rumah-gadang- 

Scroll to Top