Lompat Batu, Tradisi Budaya dari Tanah Nias

Halo, Sobat SMP! Indonesia sangat kaya akan budaya dan tradisinya. Dari Sumatra Utara, salah satu tradisi yang cukup dikenal adalah tradisi lompat batu yang berasal dari Nias. Pada kesempatan kali ini kita akan membahas mengenai tradisi lompat batu. Maka dari itu, simak artikel ini sampai selesai ya, Sobat SMP!

Nias adalah sebuah pulau yang terletak di sisi barat provinsi Sumatra Utara. Di sekitar pulau utamanya, Nias juga memiliki pulau-pulau kecil sebanyak 27 buah. Banyaknya pulau-pulau kecil yang dihuni oleh penduduk adalah sebanyak 11 buah, 16 pulau kecil lainnya tak berpenghuni.

Di Pulau Nias ini, khususnya bagian selatan, terdapat sebuah tradisi budaya yang cukup terkenal dan juga memiliki keunikan tersendiri. Tradisi tersebut adalah Hombo Batu atau lompat batu. Fahombo, nama lain dari tradisi ini, awal mulanya dilakukan oleh seorang pemuda Nias untuk menunjukan bahwa pemuda yang bersangkutan sudah dianggap dewasa dan matang secara fisik.

Meski demikian, tidak semua masyarakat Nias yang melakukan tradisi lompat batu ini. Lompat batu banyak dilakukan oleh masyarakat Nias bagian selatan. Salah satu lokasi wisata terkenal untuk pertunjukan lompat batu ini adalah di situs Bawomataluo. Kehidupan di Desa Bawomataluo masih sangat asli, lengkap dengan tradisi-tradisinya, seperti rumah adat, tradisi lompat batu, tarian perang, dan budaya peninggalan megalitikum.

Kembali ke lompat batu, tradisi ini hanya dilakukan oleh kaum laki-laki. Ini akan menunjukkan kedewasaan, ketangkasan, dan keberanian. Apabila seseorang berhasil melompati batu setinggi 2 meter dengan ketebalan 40 cm maka dianggap heroik dan prestisius, baik bagi individu, keluarga, bahkan masyarakat seluruh desa. Karena merupakan hal yang membanggakan, biasanya akan diadakan acara syukuran secara sederhana dengan menyembelih ayam maupun hewan lain.

Tak mudah untuk melompati batu setinggi itu. Oleh karena itu, banyak anak laki-laki telah berlatih sejak usia 7 tahun. Sesuai pertumbuhannya, mereka akan terus melakukan latihan dengan melompati tali, kayu, batu tiruan, atau lainnya dengan ketinggian yang terus bertambah sesuai usia. Pada akhirnya, latihan tersebut akan dibuktikan pada tradisi lompat batu ini.

Walaupun telah berlatih sejak lama, kenyataannya memang tidak mudah untuk bisa melakukannya. Tak sedikit dari mereka yang cedera saat latihan. Banyak orang yang meyakini bahwa selain latihan, terdapat unsur-unsur magis ketika seseorang yang berhasil melompati batu dengan sempurna, maka mereka telah diberkati oleh roh leluhur dan para pelompat batu sebelumnya yang sudah meninggal.

Sebelum melakukan lompat batu, seseorang mesti meminta izin kepada roh-roh leluhur atau pendahulu yang pernah melompati batu tersebut. Tujuan dari upacara itu, agar seseorang tidak celaka ketika melakukan lompat batu.

Sobat SMP dapat melihat langsung tradisi lompat batu dengan mengunjungi Desa Bawomataluo di Pulau Nias, Sumatra Utara. Di sana kalian dapat berwisata sekaligus menumbuhkan kesadaran dan keseimbangan tradisi dalam pelestarian alam dan budaya. Semoga informasi ini bermanfaat ya, Sobat SMP!

 

Baca Juga  Kemendikbudristek dan LG Electronics Indonesia Berkolaborasi dalam Mendukung Implementasi Merdeka Belajar

Penulis: Pengelola Web Direktorat SMP

Referensi:

https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/?newdetail&detailTetap=1828 

https://petabudaya.belajar.kemdikbud.go.id/Repositorys/nias/ 

Scroll to Top