Tindaklanjuti Workshop Penguatan Implementasi Kurikulum, Direktorat SMP Beri Pendampingan Klinis

Kebijakan Merdeka Belajar dilaksanakan untuk percepatan pencapaian tujuan nasional pendidikan, yaitu meningkatnya kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang mempunyai keunggulan dan daya saing dibandingkan dengan negara-negara lainnya. 

Berdasarkan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, salah satu cara untuk mencapai tujuan pendidikan adalah dengan mengembangkan kurikulum pembelajaran yang mengacu pada Standar Nasional Pendidikan. 

Kurikulum menurut Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2021 Tentang Standar Nasional Pendidikan adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan Pendidikan tertentu.

Ditambah lagi dengan hadirnya Asesmen Nasional yang menekankan peserta didik untuk berpikir kritis dan melek literasi, tentunya diperlukan penguatan terhadap implementasi kurikulum yang ada. Maka dari itu, beberapa waktu lalu Direktorat Sekolah Menengah Pertama (SMP), Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Dasar, dan Menengah (PAUD Dikdasmen), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Bidang Penilaian menggelar Workshop Penguatan Implementasi Kurikulum.

Untuk mengevaluasi dan menindaklanjuti kegiatan tersebut, Direktorat SMP memberi pendampingan klinis bagi para peserta terdahulu yang pernah mengikuti Workshop Penguatan Implementasi Kurikulum yang terdiri atas perwakilan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) dan juga koordinator pengawas. Selain peserta terdahulu, Direktorat SMP juga mengundang berbagai wakil kepala sekolah bidang kurikulum dari 514 kabupaten/ kota untuk mengikuti kegiatan yang berlangsung selama periode November-Desember 2021 ini.

Sekretaris Bidang Penilaian Elly Wismayanti, S.Sos., M.A.P., menjelaskan bahwa tujuan dari diadakannya kegiatan ini adalah untuk memberikan penguatan dalam bentuk pendampingan klinis yang difokuskan pada pembelajaran dan penilaian yang menguatkan kompetensi literasi dan numerasi.

“Setelah kita memberikan workshop, seharusnya mereka menindaklanjuti di sekolahnya masing-masing dengan memperbaiki dokumen-dokumen pendidikan mulai dari KTSP, RPP, perangkat pembelajaran, kemudian mereka laksanakan dan terapkan. Tetapi kita tahu, baru sekali ikut workshop belum tentu secara instan mereka bisa langsung paham. Maka dari itu, kita berikan penguatan melalui pendampingan klinis yang berfokus pada penguatan kompetensi literasi dan numerasi” ujar Elly.

Kegiatan pendampingan dilakukan selama satu hari penuh dari pagi hingga sore. Pada pagi harinya, narasumber yang berasal dari praktisi pendidikan memberikan penguatan kembali terhadap konsep literasi dan numerasi dalam pembelajaran.  Menurut Elly, pertimbangan pendampingan pada penguatan kompetensi literasi dan numerasi guna berfokus kepada penerapan perangkat pembelajaran yang digunakan oleh pada tenaga pendidik di sekolah.

“Selain karena pendampingan hanya dilakukan satu hari full day, memang itu (penguatan literasi dan numerasi) yang paling krusial. Selama ini kita sering mendampingi di dokumen-dokumen perencanaan seperti KTSP dan RPP, tetapi kita agak kurang berfokus pada perangkat yang dipakai oleh guru dalam proses mereka mengajar di kelas. Nah kali ini kita tidak berbicara di tatanan perencanaan lagi, tetapi kita langsung mendampingi di dokumen yang akan mereka pakai di sekolah,” tambah Elly.

Usai peserta mendapatkan pencerahan mengenai penerapan konsep literasi dan numerasi di dalam mata pelajaran, para peserta menelaah secara mandiri dokumen atau perangkat pembelajaran yang mereka bawa sesuai dengan mata pelajaran masing-masing dengan menggunakan lembar kerja yang sudah disiapkan oleh panitia.

Dalam proses telaah, peserta diminta untuk memastikan adanya unsur literasi dan numerasi untuk setiap kompetensi dasar mata pelajarannya. Narasumber berkeliling dari meja ke meja untuk mendampingi peserta ketika mengisi lembar kerja yang diberikan. Selain itu, narasumber juga memberikan masukan, saran, dan solusi kepada peserta yang masih kebingungan dalam menyisipkan kompetensi literasi dan numerasi di perangkat pembelajarannya.

Setelah mengisi lembar kerja, sebagian dari peserta akan mempresentasikan perangkat pembelajaran sebelum dan sesudah melakukan telaah kepada peserta lainnya. Sesi ini didampingi oleh narasumber yang memberikan tanggapan serta masukan. Selain narasumber, peserta lainnya juga diizinkan untuk menanggapi dan memberi respons terhadap paparan singkat yang dipresentasikan.

Di salah satu kegiatan di region Banten pada 26 November 2021, beberapa peserta menceritakan pengalamannya mengikuti pendampingan Penguatan Implementasi Kurikulum. Kebanyakan dari mereka merasa senang bisa mendapat materi dan pemahaman terkait penguatan kompetensi literasi dan numerasi.

Salah seorang peserta yakni Brigita Saras Andriani yang merupakan Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum sekaligus guru matematika di SMP Strada Yos Sudarso Curug Kabupaten Tangerang menyampaikan pandangannya terkait acara ini. Menurut Saras, pendampingan ini bermanfaat baginya karena menambah pengetahuan baru terkait kompetensi literasi dan numerasi beserta pengaplikasiannya.

“Acara ini sangat bermanfaat karena kami mendapatkan banyak ilmu terkait literasi dan numerasi. Saya lebih tahu bagaimana cara menguatkan kompetensi literasi dan numerasi di susunan RPP serta perangkat pembelajaran kita, khususnya di materi ajar, bahan ajar, dan soal-soal yang akan diberikan ke siswa,” ucap Saras.

Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan sekaligus guru bahasa Inggris di SMPN 4 Pasar Kemis Kabupaten Tangerang, Suharti, mengatakan dirinya sebelumnya sudah mengikuti Workshop Penguatan Implementasi Kurikulum. Di acara pendampingan ini Suharti mendapatkan penguatan literasi dan numerasi yang lebih mendalam. Suharti juga akan membagikan ilmu yang didapat kepada teman-teman guru lainnya.

“Sudah pernah dulu ikut di Bandung selama empat hari. Pada pendampingan kali ini saya menjadi semakin paham mengenai penerapan kompetensi literasi dan numerasi di dalam pembelajaran. Setelah ini saya akan membagikan pengalaman dan ilmu ini kepada rekan-rekan sejawat,” ujar Suharti.

Peserta lainnya Febriana yang merupakan Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum yang juga menjadi guru bahasa Inggris di SMPN 4 Leuwidamar Kabupaten Lebak menceritakan kesannya mengikuti acara pendampingan PIK. Febriana menuturkan bahwa materi yang disampaikan terkait literasi dan numerasi sangat menarik. Febriana berharap para peserta bisa mengimplementasikan materi yang diterima kepada peserta didiknya.

“Acara ini sungguh meriah. Tadi juga dari tutor-tutornya sangat membimbing kita saat membuat LK (lembar kerja). Materi pembahasan juga sangat menarik mengenai litnum (literasi dan numerasi). Mudah-mudahan semua guru bisa mengimplementasikan materi ini kepada para peserta didiknya insyaallah pendidikan di Indonesia bisa semakin maju lagi. Soalnya litnum ini berhubungan dengan kehidupan sehari-hari bagaimana memecahkan masalah dengan pengetahuan literasi dan numerasi,” tutur Febriana.

Setelah mengikuti acara pendampingan ini, diharapkan para peserta bisa mendiseminasikan wawasan dan pengetahuan yang sudah didapatkan kepada guru-guru lain di lingkungannya. Selain itu, diharapkan juga peserta dapat menerapkan pemahaman terkait kompetensi literasi dan numerasi di perangkat pembelajaran yang berdampak pada peningkatan kecakapan literasi-numerasi peserta didik. 

 

Baca Juga  Berlatih Mengulas Penulisan Resensi Buku

Penulis: Pengelola Web Direktorat SMP

Scroll to Top