Sukses Mengerjakan Survei Karakter AN Melalui Penerapan Profil Pelajar Pancasila

Halo, Sobat SMP! Tak terasa kita sudah memasuki bulan September, yang berarti kurang lebih satu bulan lagi Asesmen Nasional (AN) akan dilaksanakan pada jenjang SMP. Kira-kira Sobat SMP sudah paham belum dengan masing-masing instrumen AN?

Seperti yang diketahui, AN memiliki tiga instrumen untuk mengevaluasi mutu pendidikan. Ketiganya adalah Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), Survei Karakter, dan Survei Lingkungan Belajar.

Nah, pada kesempatan kali ini kita akan mengupas mengenai Survei Karakter di dalam Asesmen Nasional. Memangnya, karakter seperti apa sih yang akan disurvei kepada peserta didik? 

Di dalam Peraturan Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayan, Riset, dan Teknologi Nomor 030/H/PG.00/2021 Tentang Prosedur Operasional Standar Penyelenggaraan Asesmen Nasional Tahun 2021, Survei Karakter adalah pengukuran terhadap sikap, kebiasaan, nilai-nilai (values) berdasarkan enam aspek Profil Pelajar Pancasila. 

Ada pun keenam aspek Profil Pelajar Pancasila tersebut seperti beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia; berkebinekaan global; gotong-royong; mandiri; bernalar kritis; dan juga kreatif. Keenam Profil Pelajar Pancasila ini yang akan diukur apakah sudah diterapkan atau belum oleh peserta didik.

Rahmawati selaku peneliti di Pusat Asesmen Pendidikan Kemendikbudristek menjelaskan bahwa apabila nilai-nilai karakter dalam Profil Pelajar Pancasila benar-benar ditumbuhkan dengan baik kepada peserta didik, maka kecil kemungkinan hasil Survei Karakter-nya buruk.

“Akan sedikit kemungkinannya, akan kecil kemungkinannya jika sekolah melakukan penguatan pendidikan karakter dengan baik tapi nanti hasilnya surveinya akan jelek,” jelas Rahmawati di siniar Dialog Sobat SMP episode AN vs UN.

Ia juga mengatakan bahwa yang paling penting adalah menumbuhkan karakter itu sendiri. Menurut Rahmawati, survei karakter tidak hanya sekadar tahu mana yang baik atau buruk, tetapi juga harus diimplementasikan di kehidupan bermasyarakat.

Contohnya jika ada survei yang menanyakan tentang apakah membuang sampah sembarangan itu perbuatan yang benar. Mungkin peserta bisa saja menjawabnya dengan baik, akan tetapi belum tentu mereka menerapkannya di kehidupan sehari-hari.

Oleh karena itu, integritas dalam mengisi survei sangat perlukan. Rahmawati mengimbau peserta mengisi survei dengan apa adanya supaya hasil dari asesmen bisa menjadi tolok-ukur untuk merefleksikan diri.

“Yang paling penting di dalam Survei Karakter maupun Survei Lingkungan Belajar adalah komitmen untuk menjawab apa adanya. Itu penting sekali,” tegas Rahmawati

Pada intinya, sekolah dan peserta didik tidak perlu khawatir terhadap hasil dari Asesmen Nasional ini karena tujuan dari asesmen adalah untuk mengevaluasi dan merefleksikan diri, bukan untuk menghukum dan menghakimi.

Untuk informasi selengkapnya, Sobat SMP dapat menyaksikan perbincangan seputar Asesmen Nasional di siniar Dialog Sobat SMP yang tayang di kanal YouTube Direktorat SMP.

 

Baca Juga  Pendidikan Kesehatan Reproduksi dalam Kegiatan Pengayaan dan Pembiasaan

Penulis: Pengelola Web Direktorat SMP

Referensi: Siniar Dialog Sobat SMP Episode AN vs UN bagian 2

Scroll to Top