Strategi Pendidikan Seksualitas Bagi Remaja SMP di Sekolah

Masa Remaja identik dengan masa peralihan yang erat dengan kecenderungan unjuk diri, merasa memiliki otonomi atas diri sendiri, mencari identitas diri, dan perilaku berisiko lainnya. Eksplorasi remaja akan dirinya dan berbagai macam hal di luar dirinya tentu wajar terjadi selama masih dalam batasan tertentu. Oleh sebab itu, pendidikan seksualitas kepada remaja wajib diberikan.

Namun, pendidikan seksualitas sering kali dianggap tabu. Banyak pihak termasuk orang tua tidak nyaman untuk dibicarakan hal tersebut sehingga penyampaiannya kerap ditunda-tunda dan menunggu anak bertanya terlebih dulu. Selain itu, orang tua maupun guru cenderung tidak memiliki strategi yang tepat untuk membahas pendidikan seksualitas dengan anak. 

Pada kenyataannya, pendidikan seksualitas harus dibicarakan dengan formal, dan dibuat bertahap sehingga anak dapat melindungi diri sendiri. Pendidikan seksualitas yang baik dapat diwujudkan dengan pelatihan untuk strategi bagi orang tua dan guru di sekolah. Pendidikan seksualitas yang baik adalah pendidikan seksualitas yang bersifat komprehensif. Lalu, apa yang dimaksud dengan pendidikan seksualitas komprehensif?

Menurut UNESCO Pendidikan seksualitas komprehensif (CSE) adalah proses pengajaran dan pembelajaran berbasis kurikulum tentang aspek kognitif, emosional, fisik dan sosial dari seksualitas. Ini bertujuan untuk membekali anak-anak dan remaja dengan pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang akan memberdayakan mereka untuk: mewujudkan kesehatan, kesejahteraan dan martabat mereka; mengembangkan hubungan sosial dan seksual yang saling menghormati; mempertimbangkan bagaimana pilihan mereka mempengaruhi kesejahteraan mereka sendiri dan orang lain; dan, memahami dan memastikan perlindungan hak-hak mereka sepanjang hidup mereka. 

Bila tidak diberikan secara komprehensif, bukan mustahil jika anak dapat terjebak dalam tindak perilaku seksual yang tidak sehat seperti melakukan hubungan seksual, terobsesi dengan lawan jenis dan benda-benda seksual, memiliki fantasi seksual yang tidak umum, kecanduan konten seksual, maupun terlalu cemas kepada seks. Perilaku seksual yang tidak sehat tersebut dapat menimbulkan berbagai risiko seperti penyakit menular seksual, kehamilan dini, putus sekolah, terlibat dalam perilaku kriminal, dan menjadi incaran kekerasan seksual. 

Guna memberikan pendidikan seksualitas kepada peserta didik di sekolah, pihak sekolah dapat mencoba membuat kurikulum pendidikan seksualitas yang dibuat secara menyeluruh dengan pendekatan sistemik, tokoh panutan, dan komunitas. Berikut aspek pengetahuan yang dapat dimuat dalam kurikulum pendidikan seksualitas di sekolah: 

  1. Relasi dengan orang lain (konteks keluarga, sekolah, dan komunitas)
  2. Nilai-nilai kehidupan, kebudayaan, hak, kewajiban, seksualitas
  3. Pemahaman gender
  4. Kekerasan dan strategi proteksi
  5. Keterampilan untuk gaya hidup sehat dan sejahtera
  6. Perkembangan manusia dan tugas perkembangan 
  7. Seksualitas dan perilaku seksual
  8. Seksualitas dan kesehatan reproduksi

Menurut UNESCO Pendidikan seksualitas juga harus disampaikan dengan memperhatikan akurasi data secara ilmiah yang berdasarkan penelitian, fakta, dan bukti. Informasi terkait pendidikan seksualitas juga hendaknya disampaikan secara bertahap, dimulai pada usia dini dengan konten dan keterampilan dasar, dengan informasi baru yang dibangun berdasarkan pembelajaran sebelumnya, menggunakan pendekatan kurikulum spiral yang kembali ke topik yang sama pada tingkat yang lebih tinggi setiap tahun sesuai dengan usia dan perkembangannya. 

Isi dan keterampilan yang diberikan juga harus sesuai dengan usia dan tingkat perkembangan peserta didik serta mengakomodasi keragaman perkembangan kognitif dan emosional peserta didik serta berbasis kurikulum. Tidak hanya itu, pendidikan seksualitas juga harus bersifat komprehensif, artinya lebih dari sekadar menjelaskan perilaku seksual saja.

Nah, itulah strategi khusus terkait pendidikan seksualitas di sekolah. Semoga dengan membaca artikel ini, Sobat SMP dapat lebih memahami strategi pendidikan seksualitas pada remaja di satuan pendidikan masing-masing.

 

Baca Juga  Mengenal Lima Sastrawan Perempuan Indonesia yang Telah Mendunia

Penulis: Pengelola Web Direktorat SMP

Referensi: 

Bahan paparan Pendidikan Seksualitas Pada Remaja oleh Indri Savitri, M.Psi, pada kegiatan “Bimtek Guru Pamong CLC 2021” (Oktober, 2021)

https://docs.google.com/presentation/d/1OtsbWNxQzWt7SHT4HZLnDinXeQgUIpud/edit#slide=id.p1

https://csetoolkit.unesco.org/toolkit/getting-started/what-comprehensive-sexuality-education

Scroll to Top