SMPN 11 Jakarta: Torehkan Prestasi di Tengah Pandemi

Selama hampir dua tahun pandemi COVID-19 melanda Indonesia, ruang gerak masyarakat menjadi kian sempit. Pembelajaran terpaksa dilaksanakan secara daring, mobilitas dan aktivitas di luar rumah juga sangat dibatasi. Begitu pun kegiatan ekstrakurikuler di sekolah yang terpaksa vakum. 

Kendati demikian, semangat para siswa untuk tetap aktif dan menorehkan prestasi begitu besar. Hal ini dibuktikan dengan torehan prestasi dari para anggota ekstrakurikuler Seni Budaya SMPN 11 Jakarta yang berhasil meraih Juara I Kategori Folklore Instrument Groups usia 13 – 14 tahun dalam ajang Sopravista Olympic Art Games yang berlangsung pada 1 – 31 Desember 2021 lalu.

Dalam ajang tersebut, grup dari ekstrakurikuler Seni Budaya SMPN 11 “The Eleven Harmony” yang beranggotakan 10 orang siswa yaitu Nadira Qisthi (kecrek dan gendang kecil) Tatu Shafiyyah (tehyan), Aurora Flora (tehyan), Ardhiva Satria (perkusi), Shalman Abrar (perkusi), Akmal Razak (perkusi), Rasyah Hakim (gong), Aisyah Ifthariani (gambang), Asky Putri (kromong), dan Darian Alfarius (tehyan) membawakan lagu medley Indonesia Pusaka dan Ondel-Ondel dengan aransemen musik gambang kromong. 

Pembina Ekskul Seni Budaya sekaligus mata pelajaran Seni Budaya SMPN 11 Jakarta, Ainul Wardah, menjelaskan persiapan jelang perlombaan sekaligus dinamika kegiatan ekstrakurikuler Seni Budaya yang digelar masa pandemi ini. 

“Tahun 2020 seluruh kegiatan off, namun pada tahun 2021 kami kemarin mencoba membangkitkan kembali kegiatan ekstrakurikuler. Jadi pandemi bukan berarti tidak aktif, tidak berkarya. Pertama kita buat pertemuan dengan orang tua terlebih dahulu. Lalu setelah mendapatkan izin dan dukungan dari orang tua, kami mencoba ekskul Seni Budaya berjalan secara daring dulu awalnya yaitu via Zoom Meeting saat Agustus 2021,” papar Ainul.

Ainul menambahkan bahwa pihaknya harus beradaptasi dengan kondisi pandemi dengan mengedepankan protokol kesehatan. “Saat akan mengikuti lomba, kita melakukan latihan secara offline dengan menerapkan protokol kesehatan untuk mendalami persiapan lomba. Siswa yang mengikuti lomba sebanyak 10 orang. Latihan kita lakukan di aula agar areanya luas. Dan karena siswa hanya 10 orang, kita dapat menerapkan jaga jarak,” lanjut Ainul.

Menurut Ainul, frekuensi latihan tatap muka jelang perlomba menjadi lebih meningkat. Anak-anak mengikuti latihan sebanyak 3 kali seminggu dengan durasi 3 – 4 jam di setiap pertemuan. Walau cukup intens, namun para peserta tetap semangat dan sangat antusias. Bahkan para peserta masih meluangkan waktu untuk berlatih mandiri di rumah setiap harinya karena adanya keterbatasan waktu latihan di sekolah. 

Hal tersebut diungkapkan oleh salah satu peserta lomba  Darian Alfarius. “Saat proses persiapan lomba kemarin, saya berlatih sendiri di rumah sekitar 30 menit sampai satu jam. Setelah berhasil menjadi pemenang orang tua juga merasa bangga dengan saya dan tim dari SMPN 11 Jakarta” ujar Darian.

Raihan prestasi tersebut tentu saja tidak terlepas dari dukungan penuh dari Kepala Sekolah, orang tua murid, serta dinas pendidikan setempat. Bukan tanpa alasan, Ainul menuturkan bahwa segala prestasi yang diraih dan diupayakan tidak lain untuk membantu para siswa mendapatkan jalur prestasi saat hendak mendaftar ke jenjang selanjutnya.

“Alhamdulillah sekolah kami SMPN 11 Jakarta selalu mencetak siswa siswi dari jalur prestasi. Jadi memang kita setiap tahun sudah menargetkan prestasi-prestasi di bidang non akademik dengan mengikuti perlombaan-perlombaan. Oleh karena itu dukungan dari semua pihak terutama orang tua sangat penting. Dan alhamdulillah semua orang tua di sini sangat mendukung,” ujar Ainul.

Hal tersebut juga diamini oleh peserta lainnya, Tatu Shafiyyah, yang mengaku termotivasi mengikuti lomba dengan harapan bisa mendapatkan jalur prestasi. “Di masa pandemi kemarin saya memang mulai berlatih memainkan biola. Lalu setelah kemarin ada kesempatan untuk bermain Tehyan, saya ingin mencobanya. Saya merasa memiliki kebanggaan tersendiri jika memiliki keahlian bermain alat musik tradisional, terlebih alat musik yang tidak mainstream seperti Tehyan. Saya excited mengikuti proses kemarin. Lagi pula kalau menang kan bisa dapat jalur prestasi,” tutup Tatu. 

 

Baca Juga  Cerita dari World Scout Jamboree 2023

Penulis: Pengelola Web Direktorat SMP

Scroll to Top