Sinrilik, Seni Tutur Sastra dari Makassar

Halo, Sobat SMP! Indonesia sangat kaya akan budaya yang tersebar dari penjuru Barat hingga Timur. Namun, tahukah kamu bahwa masyarakat Makassar memiliki seni tutur sastra yang sudah ada sebelum Indonesia merdeka? Nama seni tutur sastra tersebut adalah Sinrilik. 

Sinrilik merupakan sebuah kisah atau narasi tertentu yang disampaikan atau diceritakan dalam bentuk lantunan irama (dilagukan). Bentuk narasinya menyerupai puisi atau syair dengan pemilihan dan perpaduan kata-kata yang tepat dan terdapat berulang kali pengulangan-pengulangan lirik atau repetisi.

Sinrilik terbagi menjadi dua macam, yakni Sinrilik Pakesok-kesok dan Sinrilik Bosi Timurung. Sinrilik Pakesok-kesok atau dahulu dikenal dengan Kerek-kerek Gallang adalah sinrilik yang dilagukan dengan iringan alat musik gesek kesok-kesok (sejenis rebab). 

Dalam Sinrilik Pakesok-kesok kisah yang disampaikan adalah hal-hal positif mengenai perjuangan, patriotisme, kebudayaan, keagamaan, dan kisah yang dapat membangkitkan semangat. Bunyi alat musik kesok-kesok yang mengiringi pasinrilik (orang yang melakukan sinrilik) harus sinkron dengan lagu, isi pesan, dan suasana cerita yang dibawakan.

Lalu ada Sinrilik Bosi Timurung yang dalam bahasa Makassar artinya hujan turun. Sinrilik ini dilantunkan pada saat keadaan sepi dan orang-orang sedang tertidur lelap. Sinrilik ini tidak diiringi oleh alat musik, narasi yang disampaikan adalah tentang kesedihan, keibaan, dan curahan hati dari penggubahnya.

Sinrilik sendiri diperkirakan sudah ada pada era Raja Gowa ke-10. Di Sulawesi Selatan terdapat beberapa naskah yang berbentuk sinrilik. Naskah ada yang sudah dibukukan dan ada juga yang belum. Beberapa naskah sinrilik yang dapat diiringi dengan kesok-kesok di antaranya adalah Sinrilik Kappala’ Tallumbatua, Sinrilik I Makdik Daeng Ri Makka, dan Sinrilik I Manakku’ Caddi-caddi. Sinrilik-sinrilik tersebut mengisahkan tentang perjuangan dan kepahlawanan.

Dalam pertunjukan sinrilik minimal orang yang terlibat adalah dua orang dengan posisi satu pelantun dan satu pendengar. Jika pertunjukkan sinrilik diperuntukkan bagi penonton yang majemuk sehingga ada kemungkinan tidak semua penonton memahami bahasa daerah setempat, maka perlu mengikutsertakan komentator yang bertugas memberikan penjelasan mengenai cerita yang dibawakan pasinrilik.

Dalam seni tutur sinrilik, seorang pasinrilik/orang yang melakukan sinrilik dituntut harus menghafal dan memahami narasi yang akan disampaikannya. Selain itu seorang pasinrilik juga harus memiliki kemampuan improvisasi yang baik. Improvisasi bisa dilakukan dengan gerakan tubuh, rendah-tinggi intonasi suara, dan perkataan agar penonton terkesan dengan cerita yang dibawakan. Jika ada improvisasi dalam perkataan, pasinrilik perlu memperhatikan kata-kata yang diutarakannya agar tidak menyinggung atau menyakiti hati orang lain.

Nah, Sobat SMP, itulah dia sinrilik, seni tutur sastra dari Makassar. Bagi Sobat SMP yang tertarik pada karya sastra seperti puisi, hikayat, syair, sajak, dan sebagainya, bisa coba membawakannya dengan gaya sinrilik. Semoga informasi ini bermanfaat ya, Sobat SMP!

 

Baca Juga  Hiu Berjalan, Spesies Unik yang Terancam Punah

Sumber:

https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/?newdetail&detailTetap=54

http://kikomunal-indonesia.dgip.go.id/jenis/1/ekspresi-budaya-tradisional/4766/sinrilik

https://siakik.kemenkumham.go.id/homepage/detailkik/66

Scroll to Top