Mengintip Implementasi Kurikulum Merdeka di Satuan Pendidikan

Direktorat Sekolah Menengah Pertama (SMP) bersama BPMP Provinsi DKI Jakarta beberapa waktu lalu melakukan kunjungan kerja ke beberapa satuan pendidikan dari berbagai jenjang di Jakarta Selatan. Selain melakukan audiensi dengan pihak sekolah dan perwakilan pemerintah daerah, Direktorat SMP dan BPMP Provinsi Jakarta Selatan juga melihat langsung proses belajar mengajar di kelas sesuai dengan prinsip-prinsip dalam Kurikulum Merdeka. 

Tim dari Direktorat SMP dan BPMP Provinsi DKI Jakarta yang terpecah menjadi beberapa rombongan mengunjungi tiga lokasi berbeda yakni SMPN 29 Jakarta, SMAN 70 Jakarta, serta SMKN 28 Jakarta. Pada kesempatan tersebut, tim kunjungan kerja berdialog dengan pihak sekolah untuk mendengar pendapat serta menggali proses implementasi Kurikulum Merdeka di satuan pendidikan masing-masing.

Di SMPN 29 Jakarta misalnya, Kepala SMPN 29 Jakarta Lily Handasah, M.Pd. mengungkapkan pendapatnya terkait Kurikulum Merdeka. “Kurikulum Merdeka ini memberikan ruang bagi pendidik di sekolah untuk mendesain pembelajaran pada suatu fase dengan kreativitas lokal yang dimiliki sekolah untuk memfasilitasi peserta didik. Dalam arti pendidik memberikan pelayanan sesuai dengan kebutuhan dan karakter peserta didik. Hal inilah yang paling menggigit bagi saya karena pendidikan memang sudah seharusnya layanan pendidikan mengenali karakter dan kebutuhan peserta didik, ” jelas Lily.

Lebih lanjut Guru Bidang Studi Bahasa Inggris SMPN 29 Jakarta Arip Wicaksono, S.Pd. menjabarkan proses persiapan yang sudah dilakukan oleh para guru guna menerapkan Kurikulum Merdeka dalam pembelajaran.

“Saya dan rekan-rekan guru lain mengikuti In-house Training (IHT) bersama Komite Pembelajaran di SMPN 29 Jakarta. Kami juga bersama-sama membedah capaian pembelajaran yang disusun menjadi tujuan pembelajaran dan alur tujuan pembelajaran. Kami juga dikuatkan dengan berbagai pelatihan yang memberi kemampuan pendukung dalam mengimplementasikan Kurikulum Merdeka. Para guru di sini bersama-sama belajar pemanfaatan IT agar pembelajaran dalam kelas lebih menarik dan interaktif,” tutur Arip.

Ditemui di sela-sela kunjungan kerja, Kepala SMAN 70 Jakarta Dr. Ratna Budiarti, M.Biomed menjelaskan langkah-langkah yang dilakukan SMAN 70 Jakarta dalam upaya implementasi Kurikulum Merdeka. 

“Dalam rangka mengimplementasikan Kurikulum Merdeka yang pertama saya lakukan sebagai kepala sekolah adalah membentuk tiga tim pelaksanaan program sekolah penggerak, yaitu tim penilaian dan asesmen, tim proyek penguatan profil pelajar pancasila, dan tim budaya sekolah. Tim-tim inilah yang mengkoordinir pelaksanaan dan evaluasi program yang berjalan di sekolah. Kemudian bersama tim ini kami menyusun beberapa workshop penyusunan perencanaan pembelajaran dan modul ajar. Lalu kami juga mengembangkan digitalisasi sekolah,” papar Ratna.

Senada dengan Ratna, sebagai salah satu Guru SMAN 70 Jakarta, Adi Permana, S.Pd. menjelaskan hal menarik dari Kurikulum Merdeka yang membuat pembelajaran lebih bermakna. 

“Dengan Kurikulum Merdeka kami sebagai guru dapat dengan leluasa menghadirkan pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan peserta didik secara individual. Proyek penguatan profil pelajar Pancasila juga merupakan sesuatu yang baru dalam dunia pendidikan yang membuat peserta didik dapat lebih jauh mengeksplor kemampuannya. Baik dari sisi emosional, spiritual, maupun intelegensi,” ujar Adi.

Pemanfaatan platform Merdeka Mengajar oleh para guru di sekolah juga menjadi salah satu langkah yang dilakukan oleh SMKN 28 Jakarta dalam rangka mengimplementasikan Kurikulum Merdeka. Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala SMKN 28 Jakarta Dra. Esta Pinta Siagian, M.Hum. 

“Selain mengikuti IHT, guru-guru kami juga aktif mengikuti webinar yang diselenggarakan oleh Kemendikbudristek, BPMP, Dinas Pendidikan, maupun Suku Dinas Pendidikan untuk mempelajari implementasi Kurikulum Merdeka. Guru-guru juga telah memanfaatkan platform Merdeka Mengajar dan bergabung dalam Komunitas Belajar di platform tersebut,” ungkap Esta.

Di akhir pertemuan, Kepala SMKN 28 Jakarta menyampaikan harapannya untuk Kurikulum Merdeka dan pendidikan di tanah air. “Semoga Kurikulum Merdeka dapat diimplementasikan dengan baik sehingga pendidikan di tanah air siap menyongsong Indonesia Emas tahun 2045,” tutupnya.

 

Baca Juga  Intip Sejarah dan Peninggalan Situs Pugung Raharjo

Penulis: Pengelola Web Direktorat SMP

Scroll to Top