Memperkuat Literasi Lewat Strategi Membaca Ekstensif

Literasi merupakan salah satu elemen kunci dalam peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Apabila tingkat literasi SDM di sebuah negara cukup tinggi, negara tersebut dapat berkembang jauh lebih maju lagi. Maka dari itu, penguatan literasi perlu dilakukan dari lingkungan satuan pendidikan, khususnya kepada peserta didik.

Untuk memperkuat budaya literasi, dapat dilakukan dengan pendekatan kegiatan membaca bagi peserta didik. Dua pendekatan tersebut adalah membaca intensif dan juga membaca ekstensif. Membaca intensif adalah kegiatan membaca dengan mendalami isi bacaan tersebut agar memahami konteks dan esensi dari bacaan itu sendiri, sedangkan membaca ekstensif lebih menekankan kepada kuantitas jumlah bacaan.

Jika membaca intensif berfokus kepada pemahaman peserta didik terkait bahan bacaan, pendekatan membaca ekstensif bisa berguna untuk mengimplementasikan sekaligus memperkuat budaya membaca para peserta didik. 

Tiga karakteristik yang membedakan membaca ekstensif dengan pendekatan membaca intensif adalah fokus pada kuantitas bacaan, bertujuan untuk mendapatkan informasi dan kesenangan dari apa yang dibaca, serta membiarkan siswa bebas membaca tanpa disertai tagihan. 

Dilihat dari karakteristik tersebut, membaca ekstensif lebih diarahkan untuk menjadi alat menumbuhkan sikap positif terhadap kegiatan membaca dan berakhir pada kebiasaan membaca yang membudaya, serta menambah kosakata dan antusiasme belajar. 

Untuk penerapan strategi membaca ekstensif, dapat dilakukan dengan dua cara. Kedua cara ini adalah dengan menentukan sumber bacaan dan juga teknik membaca ekstensif. Bagaimana penerapan strateginya? Yuk simak artikel ini!

Sumber Bacaan

Agar mendorong budaya gemar membaca, tentunya sumber bacaan sangat berpengaruh terhadap minat baca peserta didik. Menentukan sumber bacaaan dapat digolongkan ke dalam beberapa kategori, seperti teks fiksi dan teks informasi, teks berjenjang dan teks tidak berjenjang, serta juga genre bacaan.

Teks bacaan fiksi cukup direkomendasikan oleh beberapa ahli karena umumnya teks fiksi mengandung unsur hiburan sehingga pembaca lebih menikmati bacaannya. Di lain sisi, teks informasi memang tidak semenarik teks fiksi karena bertujuan untuk memberikan informasi dan mengembangkan wawasan. Namun, beberapa teks informasi bisa menjadi alternatif bahan bacaan seperti teks deskripsi, teks sebab-akibat, dan teks permasalahan.

Selain teks fiksi dan teks informasi, ada juga teks bacaan berjenjang dan tidak berjenjang. Bacaan berjenjang adalah bacaan yang dibuat untuk mengakomodasi keterampilan pembaca yang beragam. Faktor-faktor yang menentukan jenjang pada bacaan adalah panjang cerita, kompleksitas struktur bahasa, dan diksi yang dipakai. Sedangkan teks tidak berjenjang yang direkomendasikan untuk membaca ekstensif adalah novel, cerita pendek, majalah, artikel, dan sebagainya.

Sumber bacaan untuk membaca ekstensif juga bisa digolongkan berdasarkan genre. Guna mengembangkan minat baca, siswa perlu memilih jenis bacaan (genre) sesuai dengan ketertarikan masing-masing. Tema bacaan fiksi dan non fiksi yang disediakan perlu meliputi tema petualangan, biografi, komedi, fabel, budaya, lingkungan hidup, fantasi, sejarah, horor/misteri, romansa, ekonomi bisnis, olahraga, masalah sosial, perjalanan, humor, dan lain sebagainya.

Teknik Memilih Bacaan

Baca Juga  Penipisan Lapisan Ozon dan Dampak Negatifnya bagi Kehidupan

Teknik memilih bacaan yang sering dipakai dalam membaca ekstensif adalah The Five Finger Rule (FFR). FFR adalah sebuah langkah sederhana dan mudah diingat oleh peserta didik. Langkah FFR dapat dilakukan bertahap mulai dari mengajak peserta didik untuk membuka sebuah halaman pada buku terpilih hingga pada akhirnya menentukan bacaan yang cocok.

Metode Five Finger Rule

Seiring waktu membaca, peserta didik diminta untuk menghitung kosakata sulit. Jika terdapat 5 kosakata sulit dalam 1 halaman, peserta didik diarahkan untuk memilih bacaan lain memiliki maksimal 3 kosakata sulit di sebuah halaman. Bacaan yang cocok akan meningkatkan suasana kelas membaca yang positif dan berpengaruh pada motivasi membaca para siswa. 

Jadi, itulah berbagai strategi kegiatan membaca ekstensif. Pada intinya, peserta didik harus merasa nyaman dan senang dengan teks yang ia baca. Hal tersebut guna menambah kuantitas bahan bacaan yang dibaca sehingga budaya membaca dapat lebih terasah. Penguatan budaya membaca tentu  akan bermuara pada peningkatan kualitas literasi peserta didik. Semoga informasi ini bisa bermanfaat.

 

Referensi:

Modul Membaca Intensif dan Membaca Ekstensif dalam Pembelajaran terbitan Direktorat SMP tahun 2021

Scroll to Top