Memahami Segitiga Pencahayaan dalam Fotografi

Seiring dengan kemajuan teknologi dan perkembangan zaman, dunia fotografi menjadi banyak digandrungi oleh kaum muda, tak terkecuali para pelajar. Kemampuan mengambil gambar yang baik dan bernilai estetika kini menjadi kemampuan pendukung yang berlomba-lomba dikuasai oleh generasi muda masa kini.

Pada kesempatan kali ini, Direktorat SMP akan membahas salah satu dasar penting dalam fotografi yaitu segitiga pencahayaan. Konsep segitiga pencahayaan penting untuk dipahami, terlebih ketika Sobat SMP hendak mengeksplorasi pengambilan foto dengan mode manual. Lalu, apa saja yang masuk dalam segitiga eksposur? Yuk, simak penjelasan di bawah ini.

1. Aperture (diafragma)

Aperture merupakan bukaan diafragma pada sensor kamera. Semakin diafragma terbuka lebar, maka akan semakin banyak cahaya yang masuk sehingga mampu menghasilkan gambar dengan pencahayaan yang cukup. Setiap kamera memiliki ambang bukaan diafragma yang berbeda-beda. Aperture atau bukaan diafragma pada kamera disimbolkan dengan angka seperti 1.4,1.8, atau 2.8. Semakin kecil angka aperture, maka akan semakin terang gambar yang dihasilkan. Sebaliknya, jika semakin besar angka aperture, maka akan semakin gelap gambar yang dihasilkan. Bila Sobat melakukan zoom ketika memotret, maka secara otomatis gambar akan menjadi lebih gelap. Namun untuk mendapatkan hasil gambar yang diinginkan, Sobat SMP perlu mengkombinasikan antara aperture, shutter speed (kecepatan rana), dan ISO (asa). 

2. Shutter Speed (Kecepatan Rana)

Shutter speed merupakan kecepatan rana ketika menangkap gambar suatu objek. Ketika objek yang akan dipotret bergerak cepat, maka dibutuhkan shutter speed yang tinggi pula agar gambar tertangkap dengan baik dan tidak bias (blur). Shutter speed dilambangkan dengan simbol angka 1/25, 1/60, 1/100. Semakin tinggi angkanya, maka semakin cepat rana memotret objek. Namun perlu diingat, bila memotret dengan shutter speed tinggi dapat membuat gambar menjadi lebih gelap. Oleh sebab itu, ketika hendak memotret dengan shutter speed tinggi pastikan kondisi cahaya sekitar cukup terang. Bila kondisi cahaya remang namun membutuhkan shutter speed tinggi, maka set bukaan diafragma sebesar mungkin atau ISO yang cukup tinggi.

3. ISO (Asa)

Baca Juga  MPLS Corona: Tren Tatap Muka Virtual Era Telekomunikasi

ISO berfungsi membuat gambar menjadi lebih terang. Setiap kamera memiliki rentang ISO yang berbeda-beda tergantung jenis dan spesifikasi kamera. Umumnya ISO tersedia dengan pilihan 100, 200, 400, 800, 1600, 3200, 6400 dan seterusnya. Jika Sobat SMP tengah membidik objek foto dalam kondisi remang, ISO dapat diatur ke angka yang lebih tinggi. Tetapi perlu diingat, ISO yang terlalu tinggi dapat menghasilkan gambar yang berbintik-bintik (noise). Untuk menghindari hal tersebut, imbangi pengaturan shutter speed dan aperture yang sesuai sehingga dapat menghasilkan foto yang cukup terang, tidak berbintik, dan tidak blur. Dibutuhkan kombinasi pengaturan yang baik antara ISO, shutter speed, dan aperture. 

Nah, semoga setelah membaca artikel ini Sobat SMP dapat memahami konsep segitiga eksposur yang menjadi dasar dalam fotografi, ya. Untuk mempelajari dunia fotografi secara lebih mendalam, Sobat SMP dapat mengunduh modul ekstrakurikuler fotografi yang diterbitkan oleh Bidang Peserta Didik Direktorat SMP pada tautan berikut.

 

Penulis: Pengelola Web Direktorat SMP

Referensi: 

Modul Ekstrakurikuler Peserta Didik Direktorat SMP 

http://ditsmp.kemdikbud.go.id/nspk-2021-fotografer-hebat/

Scroll to Top