Manfaatkan Rapor Pendidikan, Direktorat SMP Gelar Pendampingan Perencanaan Berbasis Data

Setelah meluncurkan platform Rapor Pendidikan Indonesia, Kementerian Pendidikan Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mendorong terjadinya Perencanaan Berbasis Data (PBD) oleh satuan pendidikan dan dinas pendidikan dengan memanfaatkan profil rapor pendidikan yang terdapat dalam platform Rapor Pendidikan. Sejalan dengan hal tersebut Direktorat SMP melalui Bidang Tata Kelola menyelenggarakan kegiatan “Pendampingan Perencanaan Berbasis Data Jenjang SMP” pada 17-20 Mei 2022 di Serpong, Tangerang Selatan. Keseluruhan kegiatan pendampingan ini direncanakan akan dilaksanakan di 10 region sampai dengan akhir Juli. 

Peserta yang mengikuti kegiatan ini adalah perwakilan kepala sekolah, ketua MKKS, dan B2PMP/BPMP. Para peserta secara intensif mendapatkan materi dari para narasumber sekaligus melakukan praktik analisis hasil rapor pendidikan dan perencanaan berbasis data bersama fasilitator.

Direktur Sekolah Menengah Pertama, Drs. Mulyatsyah, M.M., dalam sambutannya menjelaskan urgensi pelaksanaan kegiatan ini. “Sekolah dan dinas pendidikan dapat melihat lima indikator prioritas yaitu kemampuan literasi, kemampuan numerasi, indeks karakter, iklim keamanan, dan iklim kebinekaan. Dari situ kita bisa memetakan pada bagian mana yang perlu diperbaiki. Maka dari itu, kegiatan hari ini adalah untuk membantu sekolah memahami hasil rapor pendidikan agar sekolah bisa merencanakan solusi yang tepat dari permasalahan yang ada,” tutur Mulyatsyah.

Hal yang sama juga diungkapkan Peneliti Ahli Madya dari Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kemendikbudristek, Meni Handayani. “Rapor pendidikan dan perencanaan berbasis data adalah alat bantu untuk sekolah dan dinas pendidikan untuk terus memperbaiki layanan pendidikan. Jadi apa masalah yang ada di sekolah dapat diperbaiki. Rapor pendidikan dan perencanaan berbasis data memperbaiki proses menjadi sederhana dan bermakna,” ujarnya.

Meni Handayani juga menjelaskan perbedaan antara Rapor Pendidikan dan profil pendidikan. “Profil pendidikan berbeda dengan rapor pendidikan. Kalau profil berisi data-data yang lebih komprehensif sedangkan rapor hanya menampilkan indikator terpilih. Profil pendidikan disusun dalam model kerangka penilaian proses, output, dan input sesuai standar nasional pendidikan sedangkan rapor pendidikan terdiri dari dimensi-dimensi,” tambahnya.

Dari sisi utilitas platform, Samuel Tanihardjo dari Warung Teknologi selaku pihak pengembang platform Rapor Pendidikan menjelaskan fitur di platform Rapor Pendidikan. “Untuk mengakses Rapor Pendidikan perlu menggunakan akun pembelajaran (belajar.id). Tahun ini memang ada beberapa data yang belum muncul, karena tahun ini menjadi baseline. Bapak/Ibu dapat mengunduh Rapor pendidikan dalam bentuk excel sehingga diharapkan dapat lebih mudah untuk melihat atau mengotak-atik data,” ungkap Samuel. 

Selain kedua pemateri tersebut, hadir pula Didi T. Chandra dari Kaylan Learning Center dan Yayan Taryani dari Sekretariat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah Kemendikbudristek, Koordinator Bidang Penilaian dan Pembelajaran Direktorat SMP, serta perwakilan dari Bidang Sarana Prasarana dan Bidang Peserta Didik Direktorat SMP.

Setelah menerima materi dari seluruh narasumber, para peserta kemudian melaksanakan praktik analisis hasil rapor pendidikan satuan pendidikan masing-masing dan perencanaan berbasis data bersama fasilitator. Peserta dibagi dalam 10 kelompok kecil yang membahas tentang 5 prioritas utama peningkatan mutu pendidikan di dalam platform rapor pendidikan, yaitu literasi, numerasi, karakter, iklim keamanan dan iklim kebhinekaan. Selepas berdiskusi, perwakilan dari kelompok memaparkan  hasil diskusi kelompok sesuai dengan topik prioritas yang dipilih oleh masing masing kelompok. 

Kepala SMP Yapermas Jakarta Pusat, Khusnul Khotimah Indri Hastuti menuturkan bahwa kegiatan ini memberi banyak pengetahuan padanya terkait analisis rapor pendidikan dan korelasinya dengan perencanaan berbasis data. 

“Saya menerima banyak sekali ilmu dari materi-materi yang sudah disampaikan mengenai perencanaan berbasis data. Tadinya saya hanya melihat rapor pendidikan secara umum saja, namun sekarang saya lebih mengerti bagaimana memaknai penjelasan pada indikator-indikator di rapor pendidikan sekolah saya. Dengan memahami hal tersebut, saya sekarang dapat melihat akar permasalahan di tiap aspek sehingga dapat merencanakan perbaikan dengan lebih baik karena semua berbasis data,” kata Khusnul.

Menutup kegiatan pendampingan PDB, Koordinator Bidang Tata Kelola, Dr. Eko Susanto, SE,M.Si., berharap para peserta dapat memahami materi dan membagikan informasi yang didapatkan. 

“Kita harus bisa membuat perencanaan dengan baik yang berbasis data. Kami berharap Bapak/Ibu yang telah mengikuti kegiatan ini dapat memahami perencanaan berbasis data dengan memanfaatkan rapor pendidikan dan dapat mendesiminasikan ke teman-teman kepala sekolah maupun guru. Kegiatan pendampingan ini juga akan kami laksanakan di sembilan region lainnya untuk menjangkau 34 provinsi di seluruh Indonesia,” tutup Eko.

 

Baca Juga  Mengasah Kreativitas dengan Membuat Komik

Penulis: Pengelola Web Direktorat SMP

Scroll to Top