Langkah Deranitan Menuju Perubahan

Motivasi kuat untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah membuat SMPN Satap Deranitan berani maju mendobrak keterbatasan. Kendati masih berusia muda, sekolah ini berhasil membuktikan diri dengan menjadi Sekolah Penggerak. Bagi mereka program Sekolah Penggerak adalah harapan baru menuju perubahan.

Ketika ditetapkan sebagai Sekolah Penggerak pada tahun 2021, SMPN Satap Deranitan yang terletak di Pulau Rote baru berdiri selama tiga tahun. Mendapat dukungan penuh dari guru, Jane Agustina Elisabeth Lae selaku Kepala Sekolah memberanikan diri mengikuti seleksi Sekolah Penggerak. 

“Teman-teman guru sangat mendukung saya mengikuti seleksi. saya ingin membuktikan kepada masyarakat bahwa sekolah kami juga mampu bersaing dengan sekolah-sekolah lain. Dalam benak saya, apabila sekolah kami bisa menjadi sekolah penggerak maka sekolah kami akan berkembang dengan adanya intervensi yang diberikan pemerintah agar setara dengan sekolah yang ada di kota,” ucap Jane.

Bicara terkait program yang sudah berjalan, Jane mengatakan telah menjalankan pembelajaran paradigma baru khususnya proyek penguatan profil pelajar pancasila. “Proyek yang sudah kami lakukan pada semester pertama adalah mendaur ulang ban dan plastik bekas menjadi pot dan lain sebagainya. Tema proyek di semester pertama adalah pemanfaatan bahan bekas. Sedangkan tema proyek pada semester kedua adalah kewirausahaan dimana kami membuat stik dan sirup dari rumput laut serta membuat berbagai anyaman dari daun lontar karena di sini ada banyak pohon lontar,”  kata Jane.

Selain melakukan proyek penguatan profil pelajar pancasila, para guru juga berupaya menerapkan pembelajaran paradigma baru dengan cara memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan dengan membawa siswa belajar di luar kelas sesuai dengan topik pembelajaran. 

Riske Nalle, Guru SMPN Satap Deranitan, juga mengungkapkan hal serupa. Riske sendiri telah mencoba metode-metode belajar yang lebih berfokus pada siswa. “Sebagai guru saya berupaya menerapkan pembelajaran paradigma baru yang memerdekakan siswa. Di awal jam belajar, saya menyiapkan emoticon yang digunakan siswa untuk menggambarkan perasaannya saat itu. Jadi saya sebagai guru tahu perasaan mereka. Dari situ kami menentukan metode pembelajaran. Apakah menggunakan role play agar tidak bosan, atau keluar kelas, dan lain sebagainya. Di tengah-tengah pembelajaran bila anak-anak sudah mulai terlihat bosan, saya akan mencoba membuat permainan kecil atau mengajak stretching,” papar Riske.

Untuk mengembangkan materi pembelajaran agar sesuai dengan kurikulum operasional yang dibuat, Jane dan para guru membuat membuat modul ajar baru. Selain itu, beberapa guru juga telah menggunakan platform Merdeka Mengajar untuk mencari referensi bahan ajar. Walaupun terasa asing, namun para guru saling membantu dan berusaha mengikuti perkembangan yang ada.

“Ada lima orang guru yang sudah menggunakan platform Merdeka Mengajar yang diakses menggunakan akun pembelajaran yang diberikan oleh Operator Sekolah. Ya, memang belum semua guru menggunakannya mengingat ada sebagian guru yang belum memahami teknologi informasi. Tetapi guru-guru yang lebih paham membantu mereka, terutama guru-guru komite pembelajaran,” terang Jane.

Hal ini juga disampaikan oleh Riske selaku guru. “Untuk materi pembelajaran, saya banyak mengambil materi platform Merdeka Mengajar, dari Youtube, dan lain sebagainya. Ada pula buku-buku sekolah penggerak yang diberikan dari Kemendikbudristek yang sering saya gunakan,” tegasnya.

Seluruh pelatihan dan pendampingan yang diterima serta program-program yang sudah dijalankan di sekolah diakui Riske membawa dampak positif bagi peserta didik. “Setelah menerapkan kurikulum baru dimana di dalamnya terdapat proyek penguatan profil pelajar Pancasila yang menekankan membentuk karakter positif siswa, maka anak-anak sekarang sudah lebih bisa menghargai temannya. Sebelumnya mungkin anak-anak sering mengejek satu sama lain, sekarang sudah jauh berkurang karena mereka memahami bahwa satu sama lain adalah saudara. Anak-anak juga aktif sekali,” tutupnya.

 

Baca Juga  Pendaftaran Implementasi Kurikulum Merdeka Tahun Ajaran 2023/2024 Diperpanjang

Penulis: Pengelola Web Direktorat SMP

Scroll to Top