Kampanyekan Pentingnya Mencuci Tangan, Direktorat SMP Selenggarakan Webinar “Beraksi Bersama Jadikan CTPS Budaya Bangsa”

Dalam rangka menyemarakkan Hari Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) Sedunia yang jatuh setiap 15 Oktober, Direktorat Sekolah Menengah Pertama (SMP) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyelenggarakan webinar bertajuk “Beraksi Bersama Jadikan CTPS Budaya Bangsa” pada Senin (18/10).

Webinar ini dihadiri oleh Direktur Sekolah Menengah Pertama Kemendikbudristek Drs. Mulyatsyah, M.M dan juga Direktur Kesehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia drg. Vensya Sitohang, M.Epid.

Narasumber yang dihadirkan cukup beragam, yakni Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan Covid-19 Dr. Sonny B. Harry Harmadi, Direktur Program Rumah Sehat Baznas RI dr. Reza Ramdhoni, MARS., Sustainable Business Manager BPC & HC Unilever drg. Ratu Mirah Afifah, GCClinDent, MDSC., Kepala CSR dan Direktur Adaro Bangun Negeri Okty Damayanti, serta WASH Specialist UNICEF Muhammad Zainal.

Koordinator Bidang Peserta Didik Direktorat SMP Maulani Mega Hapsari menyampaikan bahwa acara ini menjadi momen untuk memberikan pendampingan dan edukasi kepada para pemangku kebijakan ketika akan melakukan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas. 

“Kegiatan webinar ini adalah sebagai salah satu tindakan kami dalam rangka untuk menghadapi persiapan pembelajaran tatap muka beberapa sekolah yang saat ini sudah melaksanakannya. Kita semua mengetahui bahwa penerapan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) dalam situasi pandemi Covid-19 ini perlu dan semakin dikuatkan sebagai bagian dari tindakan pencegahan penyebaran virus Covid-19, terutama di lingkungan sekolah,” ujar Mega.

Mega juga menambahkan bahwa dengan terlaksananya program sanitasi yang baik diharapkan bisa mencegah penyebaran penyakit. Selain itu penerapan PHBS pun dapat mendukung manajemen sanitasi di sekolah untuk mencapai status paripurna.

“Pelaksanaan program sanitasi yang berkualitas harapannya nanti akan mampu mencegah penyebaran penyakit. Komposisi dari PHBS akan melengkapi komponen sarana dan prasarana serta manajemen sanitasi sekolah untuk ikut mencapai status kesehatan sekolah dan peserta didik yang paripurna,” tambah Mega.

Direktur Sekolah Menengah Pertama Drs. Mulyatsyah, M.M. menegaskan bahwa CTPS haruslah menjadi sebuah kebiasaan yang perlu diterapkan di kehidupan sehari-hari. Bahkan, CTPS harus menjadi sebuah budaya dan gerakan di sekolah, terutama di masa pandemi.

“Di semua jenjang satuan pendidikan pola-pola pembiasaan hidup baru melalui cuci tangan pakai sabun ini haruslah menjadi sebuah kebiasaan. Kami juga berharap CTPS dapat menjadi sebuah budaya, menjadi gerakan di sekolah, apalagi dalam masa pandemi covid-19 ini,” tegas Mulyatsyah.

Direktur Kesehatan Lingkungan Kemenkes RI drg. Vensya Sitohang, M.Epid. memaparkan kondisi dunia yang terus memerangi dampak kematian akibat diare. Menurutnya, hal tersebut bisa dicegah dengan menerapkan CTPS dengan baik dan benar. Oleh karena itu, ia mengharapkan sekolah 

“Pada Hari CTPS ini, harapan kita semua bahwa edukasi dan pengaplikasian CTPS di sekolah perlu ditingkatkan, terjadwal, terpantau, dan terpublikasi. Pelibatan UKS (Usaha Kesehatan Sekolah) dalam penguatan perilaku cuci tangan di sekolah juga harus ditingkatkan,” papar Vensya.

WASH Specialist Muhammad Zainal menyebut kalau pandemi Covid-19 telah menyadarkan kita tentang pentingnya menerapkan CTPS. Menurut Zainal penerapan CTPS dengan baik dan benar bisa melindungi kita dan masyarakat luas dari virus dan penyakit.

“Kita melihat bahwa dengan melakukan cuci tangan pakai sabun secara rutin dan benar itu dapat melindungi kita dari Covid-19. Mau tidak mau dengan perilaku ini kita juga dapat melindungi orang lain, bisa dikatakan dapat melindungi masyarakat secara luas,” ujar Zainal.

Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan Covid-19 Dr. Sonny B. Harry Harmadi mengatakan perilaku cuci tangan pakai sabun sangat bermanfaat. Tidak hanya melindungi kita dari virus Covid-19, tetapi juga bisa melindungi dari penyakit-penyakit lainnya.

“Memakai masker, menjaga jarak, dan menghindari kerumunan adalah perilaku yang bisa mengatasi Covid-19, tetapi perilaku mencuci tangan dengan sabun merupakan perilaku yang bisa bermanfaat dalam jangka panjang, tidak hanya dalam masa pandemi,” kata Sonny.

Kepala CSR dan Direktur Adaro Bangun Negeri Okty Damayanti mengingatkan bahwa CTPS adalah tanggung jawab bersama. Jika semuanya telah berkolaborasi, para siswa dapat membuat cuci tangan sebagai kebutuhan.

“CTPS ini menjadi tanggung jawab kita bersama. Kalau kita semua mempunyai kesamaan kepentingan maka kolaborasi dapat berjalan bersama dan budaya bukan sekadar cita-cita. Semua adik-adik kita yang masih bersekolah nantinya membuat cuci tangan itu sebagai sebuah kebutuhan,” ujar Okty

Sustainable Business Manager BPC & HC Unilever drg. Ratu Mirah Afifah, GCClinDent, MDSC. mengimbau agar para siswa bisa menjadi agen perubahan yang dapat membawa dampak positif dalam pembiasaan mencuci tangan menggunakan sabun.

“Ketika sesuatu dilakukan secara terus-menerus itu biasanya akan menjadi sebuah kebiasaan yang tidak bisa ditinggalkan. Anak-anak pun harus menjadi agent of change buat diri sendiri, buat temannya, atau orang tuanya,” pungkas Ratu.

Acara webinar ini diikuti oleh peserta yang berasal dari perwakilan dinas kabupaten/ kota, MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran), dan juga peserta didik dari berbagai SMP di Indonesia. Diharapkan webinar ini dapat memberikan edukasi kepada peserta didik, guru, orang tua, dan masyarakat luas dalam menerapkan kebiasaan cuci tangan pakai sabun.

 

Baca Juga  Mengapa Literasi Baca-Tulis Itu Penting?

Penulis: Pengelola Web Direktorat SMP

Referensi:

Webinar Beraksi Bersama Jadikan CTPS Budaya Bangsa Direktorat SMP 18 Oktober 2021

Scroll to Top