Bangun Zona Integritas, Direktorat SMP Targetkan Capai Predikat ZI-WBK Tahun 2022

Setelah mulai melakukan sejumlah persiapan pada tahun 2021 lalu, Direktorat Sekolah Menengah Pertama (SMP) kembali fokus untuk mengajukan diri meraih predikat Zona Integritas Wilayah Bebas Korupsi (ZI-WBK) pada tahun ini. Untuk itu, Direktorat SMP menggelar kegiatan “Evaluasi ZI WBK Direktorat SMP Tahun 2021 dan Penyusunan Program Kerja ZI WBK Direktorat SMP Tahun 2022” pada 9 -11 Maret 2022 di Bogor, Jawa Barat.  Kegiatan dilaksanakan secara hybrid, yaitu secara tatap muka sekaligus daring melalui platform video konferensi.

Kasubbag Tata Usaha, Imam Pranata, S.S., menjelaskan target ZI-WBK secara umum sekaligus tujuan penyelenggaraan acara tersebut. “Pada tahun 2024 nanti pemerintah memang menargetkan seluruh kerja, terutama di kementerian pusat, sudah meraih ZI-WBK sehingga pada tahun ini kita mencoba mengusulkan satker kita untuk meraih predikat tsb. Dalam rangka itu, kita melakukan evaluasi program ZI-WBK tahun 2021 sekaligus menyusun program tahun ini,” tutur Imam.

Sebagai pimpinan tertinggi yang berkomitmen pada pelaksanaan reformasi birokrasi, Direktur Sekolah Menengah Pertama, Drs. Mulyatsyah, M.M., hadir secara langsung memberi semangat dan pengarahan. 

“Pada 2022 ini memang kita sudah menargetkan Direktorat SMP mengusulkan diri meraih ZI-WBK. Oleh karena itu, mari kita semua berkolaborasi untuk membangun tim bersama-sama untuk mewujudkan cita-cita. Cita-cita ini bukan cita-cita yang sulit untuk diraih, karena satker lain juga sudah banyak yang meraih predikat ZI-WBK. Yang paling sulit adalah bagaimana kita menyamakan persepsi dan implementasi. Karena itu dalam kesempatan ini saya meminta teman-teman di seluruh bidang tanpa terkecuali untuk menyiapkan secara aktif hal-hal terkait pengajuan ZI-WBK,” ujar Mulyatsyah.

Mulyatsyah juga menegaskan bahwa upaya meraih predikat ZI-WBK tidak hanya sebatas meraih predikat semata, melainkan telah menjadi tugas bersama sebagai ASN untuk mewujudkan pemerintahan yang akuntabel dengan pelayanan prima yang memberi dampak kepada masyarakat.

“Ini bukan pekerjaan individu melainkan pekerjaan bersama, mulai dari alur, proses, pelaksanaan, output, dan impact-nya. Mari kita evaluasi apa yang bisa dan akan kita siapkan. Bila terkait penyiapan dokumen, saya rasa tidak sulit.  Tetapi yang berat adalah menyatukan mindset kita. Jadi ini bukan untuk gagah-gagahan untuk meraih predikat ZI-WBK, namun memang kewajiban kita sebagai ASN untuk membangun sistem yang baik,” tegas Mulyatsyah.

Senada dengan Direktur SMP, Nani Sukriswandari, S.Si, selaku Ketua tim RBI Direktorat SMP, mengingatkan tim RBI untuk senantiasa bekerja sama dalam membangun ZI-WBK di Direktorat SMP.

“Seperti yang sudah disampaikan oleh Bapak Direktur, tahun ini kita akan mengajukan diri menjadi ZI-WBK. Dan untuk mengajukan diri, ada sejumlah dokumen pendukung yang perlu dilengkapi. Maka dari itu, diperlukan dukungan dan kerja sama dari semua warga Direktorat SMP terutama yang masuk dalam SK tim RBI 2022. Tim RBI adalah sebagai mesin penggerak, ibaratnya sebagai mobil dengan 6 silinder. 6 silinder tersebut adalah 6 area pengungkit. Apabila salah satu saja tidak berjalan debgan baik akan mempengaruhi performa secara keseluruhan. Jadi, semua harus terlibat secara aktif,” kata Nani.

Lebih lanjut Nani menjelaskan kondisi pembangunan ZI-WBK pada tahun 2021. “Sejak tahun 2021, Direktorat SMP telah membentuk tim RBI dimana tahun 2022 ini SK tim RBI juga telah diperbarui. Dalam SK tersebut sudah ditetapkan juga pokja di setiap area pengungkit. Maka pada kesempatan ini kita harus merampungkan program yang bersumber dari LKE. Tim sekretariat sendiri telah membuat dokumen yaitu SK tim RBI tahun Direktorat SMP tahun 2021 dan tahun 2022, SK tim SAKIP tahun 2021 dan 2022, serta buku saku ZI-WBK. Tahun ini kita juga harus segera menyiapkan SK Agen Perubahan,” Imbuh Nani.

Dalam kesempatan tersebut, Desmarwita, Analis Kebijakan Madya Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, hadir secara daring menyosialisasikan Permenpan RB Nomor 90 tahun 2021 sekaligus memberikan arahan terkait basis penilaian ZI-WBK.

“Unit kerja mandiri kita harap ada outcome yang dirasakan oleh stakeholder, bukan hanya output. Kalau output kan kita hanya bekerja. Kondisi apa yang ingin dihasilkan oleh suatu unit kerja, penyebabnya apa, dan apa yang diharapkan. Selain itu, kita juga mengharapkan adanya inovasi pelayanan yang sifatnya mendekatkan, memudahkan, dan mempercepat waktu layanan kepada masyarakat atau stakeholder,” jelas Desmarwita.

“Pada Permenpan RB Nomor 90 tahun 2021 terdapat beberapa perubahan mendasar yakni pada kerangka logis. Perubahan kerangka logis yang terjadi yaitu pada komponen pengungkit sebesar 60% dengan 6 area perubahan dengan aspek pemenuhan dan reform, kemudian komponen hasil sebesar 40% yaitu pemerintah yang bersih dan akuntabel serta memberikan pelayanan publik yang prima. Pemerintahan yang bersih dan akuntabel ini dibuktikan melalui survei persepsi antikorupsi dan capaian kinerja, sedangkan pelayanan publik yang prima dilihat dari hasil survei persepsi pelayanan publik,” imbuhnya.

Narasumber lain yang juga dihadirkan adalah narasumber yang berasal dari Inspektorat Jenderal Kemendikbudristek, Biro Organisasi dan Tata Laksana Kemendikbudristek, dan Direktorat Sekolah Menengah Atas. Materi yang dibawakan antara lain evaluasi/Monitoring Satker ZI-WBK tahun 2021, Evaluasi pelaksanaan ZI-WBK lingkungan Ditjen Pauddasmen Tahun 2021, serta Best Practise Pencapaian Predikat ZI-WBK di Direktorat SMA.

Melalui kegiatan ini, diharapkan Direktorat SMP dapat segera memantapkan diri dan merampungkan segala kebutuhan yang diperlukan untuk mengusulkan diri sebagai ZI-WBK. Komitmen dari pimpinan, internalisasi nilai-nilai reformasi birokrasi, serta kerja sama penuh dari seluruh warga Direktorat SMP diharapkan akan mampu membawa Direktorat SMP meraih ZI-WBK.

 

Baca Juga  Sejarah Perayaan Imlek yang Kini Menjadi Hari Libur Nasional

Penulis: Pengelola Web Direktorat SMP

Scroll to Top